.........
Pagi itu, Mirna mulai bekerja kembali. Setelah cuti hampir dua bulan akibat kecelakaan tragis ditambah lagi proses pemulihan diri, kini ia betul-betul sudah merasa siap untuk beraktivitas kembali. Namun bukan hal mudah untuk membangkitkan kembali dirinya yang sempat down berat. Butuh perjuangan dan tekad yang kuat dan bulat untuk melakukan hal itu.
Walau berat kehilangan suami, tetapi "life must go on". Begitulah "mantra" yang selalu didengungkan dari beberapa kali konseling yang pernah ia ikuti. Dirinya harus diyakinkan berulang kali untuk merelakan apa yang sudah terjadi. Karena itu lebih baik dan damai baginya. Mengurangi beban berat dan menghilangkan stres hebat pada dirinya. Dan yang terpenting kehidupannya bisa normal kembali.
Bak atlet peraih medali di olimpiade yang baru pulang ke tanah air, ia merasa gembira sekaligus terharu dengan sambutan dari rekan-rekan sekantornya. Dengan sesenggukan, ia menyampaikan terima kasih atas dukungan dan perhatian yang diberikan padanya selama ia berkabung. Dan berharap semoga ia dapat kembali melakukan tugas dan pekerjaannya dengan baik dan profesional.
"Welcome home ya Mir," sambut Santi sambil cipika-cipiki.
"Terima kasih, San," jawab Mirna sambil menyeka air matanya yang sesekali masih terurai.
"Good to see you back," ucap Santi sambil mengantar Mirna ke meja kerjanya.
"Me too," ujar Mirna sambil memperhatikan sekuntum mawar dan selembar kartu ucapan di atas mejanya.
Mirna tersenyum lalu berkata, "Kau memang sahabat terbaikku. Thanks a lot."
"It's okay, dear. Selamat bekerja kembali," imbuhnya sembari berjalan kembali ke meja kerjanya.
Santi adalah sahabat seperjuangan Mirna dalam urusan kerja. Mirna sudah mengenalnya sejak awal ia masuk kerja. Sebelum lulus kuliah, Mirna sudah magang di perusahaan penerbit itu. Jerih payahnya terbayar kemudian saat ia diterima dan bekerja secara penuh. Dalam empat tahun karirnya, beberapa pos pernah ia singgahi sebelum ia menempati bagian marketing dan promosi seperti saat ini.