Raden Wijaya melihat ini sebagai kesempatan emas. Ia berkata pada Sora, "Inilah saatnya. Kita akan memanfaatkan mereka untuk menggulingkan Jayakatwang."
Sora, yang setia, mengangguk dengan mantap. "Kami siap mendampingi Tuan, apapun risikonya."
Raden Wijaya pun bertemu dengan para panglima Mongol, yaitu Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing. Ia berhasil meyakinkan mereka untuk menyerang Jayakatwang di Kediri.
Klimaks
Dengan bantuan pasukan Mongol, Raden Wijaya menyerang Kediri. Jayakatwang yang tidak menyadari rencana ini, akhirnya gugur dalam serangan mendadak. Kediri pun jatuh, dan Raden Wijaya berhasil membalas kematian Kertanegara.
Namun, setelah kemenangan itu, Raden Wijaya menyadari bahwa pasukan Mongol tak bisa dibiarkan berada di Jawa.
"Terima kasih atas bantuan kalian, namun kerajaan ini milik kami. Waktunya kalian pulang ke tanah kalian sendiri," ujar Raden Wijaya dengan tatapan tegas pada Shih-pi.
Para panglima Mongol, yang tidak menduga hal ini, terkejut. Namun Raden Wijaya telah mempersiapkan pasukannya. Pertempuran singkat terjadi, dan akhirnya, pasukan Mongol terpaksa mundur dari Jawa.
Koda
Pada tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Desa Majapahit yang ia bangun kini menjadi pusat kekuasaan yang besar di Nusantara.
Di hari penobatannya, Raden Wijaya berdiri di hadapan rakyatnya, sambil berkata dengan suara lantang, "Hari ini, kita memulai masa depan baru. Majapahit akan menjadi kerajaan yang kuat dan disegani."