Keesokan harinya, ketika penduduk sekitar mencari Arif yang hilang, yang mereka temukan hanyalah senter miliknya tergeletak di dekat gerbang desa tanpa nama itu. Desa itu kembali sunyi, menunggu mangsa berikutnya yang akan datang karena rasa penasaran atau ketidaktahuan.
Di malam yang gelap, bisikan-bisikan lembut dari dalam sumur masih memanggil, menunggu jiwa-jiwa yang tersesat untuk dikonsumsi oleh kegelapan abadi.
**Jangan pernah mencari desa itu, karena desa itu akan menemukanmu terlebih dahulu.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H