Mohon tunggu...
habibatuahmada
habibatuahmada Mohon Tunggu... Lainnya - content writer

menulis untuk umat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mozart Effect Vs Al-Qur'an Effect

28 Desember 2020   22:55 Diperbarui: 28 Desember 2020   23:00 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada tahun 1993, Dr. Gordon shaw dan teman-temannya melakukan penelitiaan di universitas California. Mereka mengumpulkan 36 siswa untuk selanjutnya diujicobakan tentang efek musik Mozart. Siswa diputarkan musik ini selama 10 menit. Hasilnya siswa yang mendengarkan musik ini sebelum melakukan tes IQ memiliki peningkatan antara 8-9 poin. Para siswa diperlakukan dalam 3 keadaan :

  • Kelompok yang tidak diputarkan musik apa-apa.
  • Kelompok yang diputarkan musik Mozart.
  • Kelompok yang diputarkan musik santai yang bukan Mozart.

Dengan menggunakan tes IQ model Stanford-binet, mereka mengklaim bahwa mendengarkan musik Mozart akan meningkatkan IQ spasial subjek sekitar 8-9 poin dibanding dengan yang tidak mendengarkan Mozart.

Nah, coba amati lagi klaim para peneliti berikut :

  • Hanya meningkatkan kemampuan subjek dalam tugas hal-hal spasial.
  • Penelitian mereka hanya mengamati efek musik mozart pada penalaran spasial. mereka tidak pernah mengatakan apa-apa tentang peningkatan kemampuan lain atau pada IQ umum seseorang.
  • Sedangkan media mengatakan bahwa studi ini menunjukkan bahwa mendengarkan musik Mozart membuat anda lebih cerdas secara umum, bahkan peningkatan kecerdasan ini bersifat permanen, bukan hanya tentang tugas-tugas spasial.

Mitos yang berawal dari tahun 1993 ini memang jadi sangat populer. Namun yang menjadi pokok permasalahannya adalah cara media mengutip berita ini sehingga tersebar luaskan anggapan yang salah. Kadang memang media hanya melakukan pengutipan berita untuk keuntungan sendiri saja, mozart effect menjadi terkenal karena blow up media yang asal comot saja.

Kini, semakin jelas bahwa penelitian yang dilakukan oleh Dr. Gordon shaw dan rekan-rekannya, terhadap efek musik Mozart yang hanya membuat peningkatan IQ berlangsung sekitar 15 menit saja, tidak bersifat permanen, juga hanya meningkatkan efek cerdas hanya dalam hal tertentu saja. Tidak ada satupun penelitian sampai saat ini yang menunjukkan bahwa dengan mendengarkan musik mozart atau musik lainnya dapat meningkatkan IQ secara permanen.

Pada tahun 1999, Chistopher F. Chabris dan Kenneth M. Steele mengemukakan penelitian mereka Bersama timnya. Hasilnya tiap peningkatan kognitif kecil, atau kemampuan menalar tidak bisa dikatakan sebagai perubahan IQ, tapi  lebih tepat dikatakan sebagai penimbul kesenangan. Kerja kita saat mendengarkan musik tertentu bisa lebih baik dan lebih fokus jika kita menemukan penimbul kesenangan dari musik tersebut, hanya itu.

Dr. frances rauscher, salah seorang peneliti yang kemudian memunculkan teori mozart effect sendiri membantah habis-habisan bahwa musik Mozart bisa membuat otak cerdas secara permanen. katanya, mozart effect hanya akan meningkatkan kinerja pada tugas-tugas spasial temporal tertentu. Jadi, klaim mengenai hebatnya musik Mozart justru dibantah oleh orang yang memunculkan teori mozart effect. Maka terbuktilah sudah jikalau misteri mozart effect hanyalah sebuah mitos belaka, tidak ada bukti autentiknya.

Howstuffwork.com bahkan memasukkan Mozart effect sebagai 10 mitos untuk mencerdaskan bayi sejak dalam kandungan. Dengan begitu, dunia barat secara perlahan mulai redup akan kepercayaannya terhadap Mozart effect yang dulu digandrunginya.

Oke, sekarang kita tahu bahwa faktor utama yang melatarbelakangi kemunculan teori Mozart effect ini adalah dari blow up media yang salah sehingga memunculkan kesalahpahaman.

Lantas bagaimana soal mendidik anak dengan musik?.

Sebagai seorang muslim, tentu kita memiliki pedoman dalam kehidupan kita yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dimana keduanya bisa dipertanggungjawabkan secara sains, medis, dan juga berbagai ilmu modern lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun