Mohon tunggu...
Fataan The Phoenix
Fataan The Phoenix Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tsundoku

Selanjutnya

Tutup

Book

Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat; Bacaan Wajib untuk Kaum Insecure

7 Juli 2024   08:29 Diperbarui: 7 Juli 2024   08:30 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Gramedia.com

Judul Buku : 

Penulis : Mark Manson

Penerbit : PT. Gramedia Widiarsana Indonesia

Tahun Terbit : 2016

Tebal Buku : 246 Halaman

Peresensi : Ah. Khabib Mubarok

Halo sobat LPM! Siapa nih diantara kalian yang sering merasa insecure? Insecure atau perasaan minder adalah sesuatu yang sering dirasakan oleh semua orang, sebagai remaja zaman now kita pasti sering banget merasakannya kan?

Saat di kelas melihat teman yang lebih aktif dan berprestasi kita insecure, saat scroll media sosial melihat orang lain flexing hidupnya kita merasa insecure, apalagi melihat si doi lagi didekati saingan  yang lebih cakep, kita insecure setengah mati!

Insecure pada dasarnya adalah hal yang wajar, namun bila berlebihan tentu tidak baik. Dampaknya bukan hanya mengganggu aktivitas kita sehari-sehari, bahkan juga dapat memicu stres yang mengganggu kesehatan mental. Nggak mau kan, kesehatan mental kita terganggu oleh insecure ini?

Buat kalian yang sering merasa insecure, buku "Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat" karya Mark Manson dapat menjadi rekomendasi yang bagus untuk kalian. Buku ini menyajikan seni pengembangan diri yang sangat unik yang mungkin diperlukan mengatasi insecure kalian.

Mark Manson dalam bukunya mengajak kita mengatasi insecure dengan bersikap "bodo amat" terhadap hal-hal di sekitar kita, terlebih yang remeh bagi kita. Melalui sikap ini, Mark Manson menuntun kita menemukan kunci kebahagiaan dengan menjadi diri kita seutuhnya. Penasaran kan bagaimana isi bukunya? Kuy simak sampai tuntas!

Review Buku

Buku "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat" (The Subtle Art of Not Giving a F*ck) adalah karya menarik yang ditulis Mark Manson. Buku ini menghadirkan cara pandang unik dan berbeda dalam menghadapi hidup. Manson mengajak kita membebaskan diri dari rasa iri, minder dan keinginan-keinginan tidak penting yang menjadi sumber insecure kita.

Buku ini menyajikan perspektif berbeda dari buku-buku self improvement lain, Manson menekankan seni pengembangan diri berdasarkan rasa cuek terhadap sekitar. Dia mengajarkan cara menjadi diri sendiri seutuhnya yang lebih bahagia dan  positif tanpa memaksa diri terlihat positif di mata orang lain.

Meskipun berangkat dari dari rasa cuek tidak berarti kita kehilangan empati, nyatanya buku ini mengajarkan cara pandang baru dalam menilai lingkungan sekitar kita. Tidak peduli bukan berarti apatis, tapi memilah mana yang lebih penting dan berharga untuk diperjuangkan.

Mark Manson dalam bukunya mengingatkan kita bahwa manusia tidak sempurna dan terbatas, kita harus memahami batasan-batasan tersebut dan menerimanya. Kita belajar untuk menerima diri apa adanya, tidak perlu mengharapkan dan mengejar apa yang dimiliki orang lain. Melalui ini kita dapat mulai membangun diri, dimulai dengan membebaskan diri dari perasaan insecure kita. Menarik bukan?

Selain itu, keunikan buku ini adalah menyajikan tips-tips yang sekilas tampak nyeleneh. Di bab pertama, Manson mengawali dengan tips "Jangan Berusaha". Sekilas ini tampak berlawanan dengan tips motivasi yang sering kita dengar, namun di sinilah menariknya.  Manson menjelaskan terkadang kita terobsesi untuk mencapai sesuatu di luar kemampuan kita, terlalu sulit untuk digapai yang justru menyiksa batin kita.

Dengan mengambil sikap cuek, Manson mengingatkan kita agar tak lagi terobsesi pada keinginan-keinginan di luar kendali kita. Cuek adalah cara mudah untuk mengembalikan tujuan kita ke jalur yang benar, mengarahkan kita untuk memilah keinginan yang lebih penting. Semua cara untuk mengarahkan dengan benar sikap cuek tersebut, dirangkum secara praktis dalam buku ini.

Pada bab kedua, Manson memberitahu kita bahwa sumber Kebahagiaan adalah pemecahan masalah. Jadi penulis berpikir cuek bukan berarti  acuh, tidak peduli dan menghindari masalah, lebih tepatnya memilih masalah lebih penting untuk diselesaikan. Bab ini berisi tips mengendalikan emosi dan memilih jalan yang benar dalam memecahkan suatu masalah.

Pada bab ketiga, Manson menggugah kita dengan ungkapan "Anda Tidak Istimewa", ungkapan ini terdengar seakan hendak menjatuhkan kita. Padahal lebih tepatnya, Manson menyadarkan kita untuk mengapresiasi pengalaman-pengalaman hidup yang selama ini tak kita anggap istimewa. Mengapresiasi pengalaman yang telah kita lalui membuat kita dapat memahami bahwa "keistimewaan" tidak selalu berupa hal-hal besar saja.

Pada bab keempat dan kelima, kita belajar untuk melihat sisi lain pengalaman buruk agar kita bisa mengambil tindakan bijak dalam menyikapi pengalaman tersebut. Berikutnya pada bab keenam, Manson mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dalam mempercayai sesuatu. Pada bab berikutnya, kita dijelaskan mengenai cara-cara memandang kegagalan dan kesuksesan dengan benar.

Dua bab terakhir mengajarkan kita untuk memberi batasan pada diri sendiri akan hal-hal yang berada di luar kendali kita. Terakhir sebagai pelengkap buku pedoman hidup, tak lupa Manson mengingatkan kita pada kematian. Dia mencoba menunjukkan sisi cerah dari kematian setelah menjelaskan sisi gelapnya kematian pada kita.

Kelebihan Buku

Dari segi tulisan, tata letak, dan font , buku ini cenderung rapi dan nyaman dibaca. Desain kover yang berwarna oranye mencolok dan terkesan simpel menambah daya tarik buku ini. Halaman buku juga tidak terlalu tebal, sekitar 235 halaman membuatnya dapat dibaca hanya sekali duduk.

Secara teknis, gaya penulisan buku ini sederhana namun menarik, lugas dan mudah dipahami. Cara penyampaian Manson cenderung interaktif, seakan pembaca diajak mengobrol, dilengkapi dengan cerita-cerita pendek dan humor membuat buku ini ringan dibaca.

Kelebihan lainnya adalah buku ini menyajikan perspektif yang menyegarkan, kontroversial serta membuka mata kita bahwa tidak semua mimpi dan ambisi harus dikejar. Memilih mana yang penting dan mungkin untuk dicapai, membuat kita lebih memahami arti hidup dan mendorong kita untuk lebih mensyukuri apa yang telah dimiliki.

Kekurangan Buku

Sebagaimana tiada gading yang tak retak, buku ini juga tak lepas dari kekurangan. Diantaranya terdapat beberapa kalimat yang kurang dimengerti dan agak kaku, hal ini karena karya asli buku ini ditulis dalam bahasa Inggris Amerika. Tentunya dapat dimaklumi, selama proses penerjemahan terjadi beberapa reduksi dari segi kata maupun maknanya.

Selain itu tema pembahasan buku ini yang nyeleneh dan kontroversial dapat menjadi kelebihan dan kekurangan, di samping menarik bagi pembaca yang menginginkan ide segar juga membuat buku ini tidak cocok untuk semua pembaca. 

Sekilas, buku ini terkesan egois dan terlalu keras menentang norma yang ada. Beberapa pembaca mungkin tidak sepakat, Manson seolah mendorong kita untuk melepaskan mimpi dan tanggung jawab kita dengan dalih kebahagiaan di atas segalanya.

Meskipun buku ini menyentuh beberapa konsep filosofi kehidupan, beberapa pembahasan terkesan hanya sebatas permukaan dan kurang memperinci konsep-konsep yang seharusnya didalami. Beberapa ide terasa kurang relevan dalam beberapa situasi dan membutuhkan rincian lanjutan. Bagi pembaca yang menginginkan kedalaman konsep filosofis, buku ini mungkin akan terasa kurang memuaskan.

Kesimpulan

"Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" adalah sebuah karya pertama Mark Manson, dalam bukunya dia berhasil mengkorelasikan antara pemikiran filosofis kuno dengan realitas modern saat ini. Buku ini memberikan panduan yang lebih baik untuk menyikapi realitas kompleks di sekitar sekitar kita, terlebih yang menimbulkan insecure kita.

Saat ini kita tahu, banyak banyak orang mengalami tekanan psikologis. Di mana orang-orang ingin tampil menonjol di depan orang lain, ingin terlihat mewah dan elegan, ingin, ingin dan ingin lebih dari orang lain. Inilah yang menyebabkan timbulnya insecure, bila keinginan itu tak tergapai.

Membaca buku Mark Manson mengajak kita untuk benar-benar menemukan jati diri, bahwa kita mungkin berbeda dari orang lain dan merasa nyaman dengan fakta itu. Manson mengajarkan kita tentang seni bersikap bodo amat, mengabaikan hal yang tak relevan untuk diri kita. Intinya, kita merasa nyaman meski berbeda, sadar ada sesuatu yang lebih penting setelah melalui kesulitan, dan cara mengatur prioritas, fokus dan tujuan menjadi kuncinya.

 

Waturoyo, 28 Juni 2024

Pukul 12.42 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun