Mohon tunggu...
The Fed
The Fed Mohon Tunggu... -

Pembaca Oligarki

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Indonesia Dijajah Jepang Lagi"

24 November 2017   14:13 Diperbarui: 25 November 2017   12:54 3824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelian sebagian saham Uber oleh SoftBank menjadi buktinya. Yang mana setelah pengakuisian itu, SoftBank langsung akan menyerahkan sahamnya ke Grab. Artinya SoftBank benar-benar ingin menjadikan Grab sebagai perusahaan ride-sharing yang super power di Asia Tenggara.

Begitupun dengan bisnis e-commerce, SoftBank bukan hanya investor yang ingin menguasai perusahaan di bidang ride-sharing tapi juga e-commerce. Di bisnis e-commerce, SoftBank misalnya memberikan investasinya ke Alibaba mencapai $7,9 billion. Adanya investasi yang maha besar itulah, Alibaba bisa membeli sebagian saham bisnise-commerce Lazada dan Tokopedia.

Adanya monopoli bisnis yang dilakukan oleh SoftBank lewat Grab di bisnis ride-sharing dan Alibaba di e-commercejelas sangat menghawatirkan bagi para pebisnis di Indonesia ke depan.

Karena dengan adanya monopoli dari perusahaan yang mengandalkan modal super besar seperti SoftBank, ke depan dipastikan tidak akan ada lagi persaingan bisnis. Kapitalisme global yang sedang dilancarkan SoftBank jelas-jelas akan mengikis bisnis lokal.

Belajar dari Monopoli yang pernah menghancurkan Indonesia

Untuk melihat dampak buruk dari monopoli bisnis seperti yang dipraktekkan SoftBank, kita bisa belajar dari kasus bagaimana Verenigde Oostindische Campagnie (VOC) menguasai perokonomian di Nusantara dahulu. VOC, perusahaan multinasional pertama ini memonopoli perdagangan komoditas di Nusantara yang sebelumnya tak pernah terjadi.

Dengan kekuatan modal swasta yang dikombinasikan dengan jiwa kewirausahaan yang kuat, inovasi kepemilikan berdasar saham, hingga bersinergi dengan kontraktor militer swasta bersenjata berat, yang seola-olah membalik definisi kekuatan Negara dengan kekuatan swasta, VOC berhasil membuat para pebisnis lainnya gulung tikar. Dan keberhasilan VOC dalam memonopoli perekonomian kala itu pula yang pada akhirnya menjadi awal dari penjajahan Belanda.

Kemudian kita lihat juga jaman Orde Baru yang sarat praktik KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme) dimana bangsa ini sempat menderita dibawah kuasa gelap monopoli yang dilakukan kerabat Soeharto si penguasa Orba, proyek infrastruktur, pertanian dan kehutanan dikuasai kroni sendiri. Mulai cengkeh yang dimonopoli Tommy Soeharto, Infrastruktur dikuasai Tutut, Kehutanan dikuasai Bob Hasan, Otomotif dikuasai Tommy dan Sigit.

Apakah kita mau mengulangi sejarah kelam itu? Tentu pemerintah perlu mewaspadai gerak-gerik cara bisnis kapitaslisme global yang sedang dijalankan oleh SoftBank, jika pemerintah tak ingin melihat para pebisnis-pebisnis lokal gulung tikar seperti yang dialami rakyat setelah kedatangan VOC dan Orba dulu.

Kunci kesuksesan bisnis adalah adanya persaingan bebas, adanya monopoli dari satu perusahaan yang memiliki modal super kaya jelas akan mematikan bisnis startup lokal. Untuk itu, pemerintah harus mendukung startup lokal, bahkan kalau bisa ikut mendunia.

Bukankah hebat melihat bisnis startup lokal mendunia, daripada menyaksikan perusahaan asing berjaya di tanah air kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun