Di antara hening dan napas alam,Â
detik berdenting tanpa suara,Â
sepi, sunyi, berkelana tanpa arah,Â
menyentuh ruang tanpa tubuh, tanpa bayang. Â Â
Detik adalah misteri dalam diam,Â
tangan-tangannya meraih namun tak terlihat,Â
ia mencengkeram tiap nafas yang lenyap,Â
membawa jiwa pada kefanaan tanpa tubuh.Â
Di sini, aku duduk dan merasakan,Â
kehadiran yang samar, tiada rupa,Â
seperti bayangan yang menari dalam gelap,Â
menyulap kenangan jadi gaung tanpa suara.Â
Tanpa raga, waktu hanya kilasan angin,Â
berputar di ruang kosong dan hampa,Â
detik berputar bagai lingkaran mimpi,Â
merangkai dunia yang tak kasat mata.Â
Adakah kau mendengar suaranya?Â
getar halus di dasar sukma, Â
detik-detik itu berbisik pelan,Â
tentang rahasia alam yang tak terungkapkan.Â
Dalam lengang, detik menjelma asa,Â
di kala raga tak mampu merengkuh,Â
pada kehampaan yang menampung semuanya,Â
yang tak terlihat namun abadi---tanpa cela.Â
Maka, biarkan waktu berlalu tanpa raga,Â
ia akan menjadi keabadian yang sejati,Â
menghimpun segala yang pernah ada,Â
dalam satu tarikan nafas yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H