3. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Dalam masyarakat yang secara ekonomis rentan, politik uang sering kali dimanfaatkan untuk membeli simpati. Pemilih dengan tingkat pendapatan rendah cenderung lebih mudah dipengaruhi dengan iming-iming materi karena kebutuhan mereka yang mendesak.
4. Minimnya Pendidikan Politik
Rendahnya pemahaman masyarakat tentang nilai demokrasi dan hak pilih menyebabkan sebagian besar pemilih tidak sepenuhnya memahami dampak buruk politik uang. Mereka cenderung melihat pemilu sebagai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan materi jangka pendek.
5. Lemahnya Penegakan Hukum
Meski sudah ada regulasi tegas, seperti dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, pelaksanaan dan penegakan hukum terhadap pelaku politik uang sering kali tidak optimal. Hal ini menciptakan persepsi bahwa pelanggaran politik uang adalah hal yang sulit dibuktikan dan dikenai sanksi.
Bentuk-Bentuk Politik Uang
1. Serangan Fajar
Istilah ini sering digunakan untuk menjelaskan pemberian uang tunai kepada pemilih menjelang hari pemungutan suara. Biasanya, tim sukses atau calon tertentu membagikan amplop berisi uang agar pemilih mendukung kandidat mereka.
2. Social Assistance
Beberapa kandidat menggunakan program bantuan sosial sebagai cara untuk menarik masyarakat dengan simpati pada kandidatnya. Program-program ini sering kali diberikan tidak digunakan karena kebutuhan riil, tetapi dengan tujuan untuk mendongkrak popularitas.