Mohon tunggu...
febrie_poys
febrie_poys Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka mengonsep hal baru dan suka membuat kata kata yang sesuai suasana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Sunyi

7 November 2024   15:00 Diperbarui: 7 November 2024   15:03 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hening malam yang kelam, 

ada bisikan pelan, ragu namun dalam, 

sebuah keinginan yang tersimpan lama, 

terjalin dalam sunyi, tenggelam tanpa cahaya. 

Senandung riuh bukanlah sekadar kata, 

ia adalah tangisan yang tak terdengar, 

kesepian yang tumbuh dalam dada, 

menjadi luka tanpa rupa, tanpa warna. 

Kepedihan merayap tanpa suara, 

menghujam di hati yang terpasung nestapa, 

seakan dunia mengecil, semakin gelap, 

dan harapan layu, jatuh satu-satu, lemah. 

Ada jalan yang terlihat di depan mata, 

namun penuh kabut, tak jelas arahnya, 

seperti akhir yang mengundang dengan lirih, 

menggoda jiwa yang lelah menahan perih. 

Namun, di tengah kegelapan yang pekat, 

terselip doa yang kecil, lembut namun kuat, 

mengalun dari sudut yang tak terduga, 

berbisik pelan, menuntun jiwa yang lara. 

Kau tak sendiri, meski terasa sepi, 

di balik pilu, ada yang mengerti, 

bahwa luka ini bukanlah dosa, 

hanya beban yang terlalu lama dipaksa. 

Dan meski gelap mendekap erat, 

ada cahaya, walau kecil, samar namun kuat, 

cobalah bertahan, walau sejenak saja, 

biarkan jiwa berbicara, biarkan luka terbuka. 

Biarkan harimu berganti sekali lagi, 

dan beri ruang pada luka untuk sembuh, 

mungkin besok, atau lusa, 

akan ada terang yang menyapa, lembut dalam sukma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun