Manusia merayakan matimuda mereka dengan festival obor-obor
Gemintang api-api menyala dikatakan bintang bagi si terang
Padahal, neraka untuk mereka semua
Runtuh tembok moral semesta
Hancurnya hati nurani dunia
Hulunya tanah bumi yang disebutnya bersengketa
Menyatakan peperangan sebab minim peduli dan nirempati
Setelah kalah dan jatuh, barulah mereka melambai putih
Dari kejauhan yang jauhnya tak dilihat mata
Dari dalam yang mentari saja tak sanggup untuk meraya
Ketika kabar baik itu berkumandang
Seketika itu pula jari tangan menggeliat liar
Mendendang siar berpulang diri
Melantun panjang "Aku juga ingin ikut pergi."
"Ajak aku merengkuh kayu peti."
Manusia menggemakan siul matimuda untuk yang kesekian kalinya
Mengajak rekan-rekan sejawatnya untuk turut serta
Meramaikan jalan-jalan dengan pawai obor-obor
Demi bakar kepala
Bakar diri
Berhilir niskala
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI