Loh, bukannya Gus Yaqut harus bertanggung jawab karena menyamakan Adzan dan Suara Anjing?
Saya pribadi, tidak melihat pernyataan Gus Yaqut dalam konteks membandingkan, apalagi menyamakan Adzan dengan brisiknya Suara Anjing. Sama sekali saya tidak melihat hal tersebut. Tapi memang, bahasa komunikasi gus Yaqut kurang tepat dan pantas, dan sangat rentan diplesetkan untuk Viral, sebagaimana beberapa kasus yang sama dan sejenis.
Menyebut dan menggunakan bahasa-bahasa “jalanan” dan kasar dalam ruang-ruang public, adalah hal yang musti dihindari. Apalagi disampaikan oleh pejabat public dan public figure. Kata seperti “anjing”, “hantu belau”, tempat “Jin buang anak” dan lain sebagainya, hendaknya tidak digunakan dalam komunikasi public diruang-ruang public jika tidak menginginkan hal yang sama, seperti yang dialami oleh Gus Yaqut dan beberapa yang lainnya.
Karena sudah viral dan gaduh, maka sebaiknya kita cukup menahan diri. Sambil mengambil pelajaran terbaiknya. Yang mau upaya hukum, ada ruang dan mekanismenya. Dan rupanya, om Roy Suryo dan beberapa elemen masyarakat, telah membuat laporan soal gaduhnya pemberitaan Gus Yaqut ke Polda Metro Jaya, namun ditolak karena alasan lokusnya di Riau.
Keliatannya, akan menyusul Laporan-laporan yang sama dari masyarakat, meski secara resmi kementerian Agama juga sudah menyampaikan Klarifikasinya.
Untuk siapapun, masyakarat yang berencana membuat laporan polisi dan atau sedang melakukan upaya tersebut, kita hormati dan semoga mendapatkan rasa keadilannya. Dan bagi Gus Yaqut, selaku Pihak yang akan/di-terlapor-kan, dan merupakan bagian dari Pemerintah, selaku Menteri Agama, sebaiknya menyampaikan permintaan maaf. Bukankah, meminta maaf (meskipun yakin tidak bersalah, dan tidak punya maksud sebagaimana penilaian public hari ini) adalah akhlaq yang sangat terpuji?
Point-nya, ini adalah opini dan sikap saya pribadi karena ada beberapa kawan yang menanyakan soal isu ini. Silahkan, masing-masing menyimpulkan dan bisa ber-opini dengan bebas dan bertanggung jawab. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk senantiasa dalam jalan kebenaran. Walloa’lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H