2. Dinginkan pada suhu ruang.
3. Masukkan pada wadah plastik.
4. Masukkan biang Trichoderma yang sudah diambil dan diaduk dalam akuades steril kedalam media.
5. Kocok media yang sudah ditambahkan dengan biang Trichoderma.
6. Ikat wadah plastik agar tertutup rapat dan inkubasi dalam 1 malam pada ruang dengan suhu ruang tertentu.
7. Buka ikatan dan kering anginkan biofungisida diatas terpal agar tidak terlalu basah (dilakukan didalam ruang).
8. Tambahkan bekatul pada media kultur.
9. Biofungisida siap dipasarkan atau diaplikasikan.
Trichoderma disamping sebagai organisme pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman. Trichoderma dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman. Jadi tidak hanya jamur akar putih saja yang dapat dihambat pertumbuhanya masih banyak lagi seperti Fusariumdan masuh banyak lainnya. Kerenkan sobat manfaat jamur Trichoderma bagi tanaman sekali dayung 2 sampai 3 pulau terlampaui. Selain memperoleh manfaat Trichoderma sebagai biofungisida tapi juga memperoleh manfaat yaitu Trichoderma sebagai pengurai sisa-sisa tanaman karena Trichoderma tergolong dalam jamur endofit tanah, dimana Trichoderma mampu mengolah bahan organik ditanah sehingga nantinya mudah diserap tanaman sebagai hara. Dengan tidak menggunakan fungisida kimia secara tidak langsung kita ikut menjaga kelestarian lingkungan.
Untuk cara aplikasi biofungisida ini juga terbilang mudah yaitu dengan menggali lubang disekitar perakaran tanaman dan tinggal langsung menaburkannya dan kemudian lubang kembali diisi tanah, dosis pertanaman cukup 25 gram per tanaman. Biofungisida Trichoderma bersifat menekan pertumbuhan Jamur Akar Putih bukan mematikannya, sehingga disarankan diaplikasikan dari fase pembibitan sebagai upaya pencegahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H