Kalabendhu adalah masa di mana ketidakadilan sosial sangat menonjol. Para penguasa digambarkan sebagai pihak yang sewenang-wenang terhadap rakyat, sering kali memeras, menindas, dan tidak lagi memperhatikan kesejahteraan masyarakat kecil. Kondisi ini menimbulkan rasa putus asa dan penderitaan di kalangan rakyat, yang merasa bahwa penguasa tidak lagi menjalankan tugas dengan adil.
- Kemerosotan Moralitas Pemimpin
Dalam Serat Kalabendhu, Ranggawarsita melukiskan para pemimpin yang tenggelam dalam keserakahan, egoisme, dan perbuatan-perbuatan buruk. Ia melihat bahwa pemimpin-pemimpin pada masa itu hanya peduli pada kepentingan pribadi dan sering kali mengorbankan kepentingan rakyat. Hal ini menyebabkan moralitas masyarakat juga ikut runtuh, karena pemimpin yang seharusnya menjadi teladan justru memperlihatkan tindakan yang tidak bermoral.
- Kehancuran Sosial dan Konflik Internal
Kalabendhu juga digambarkan sebagai masa di mana konflik dan kekacauan internal melanda masyarakat. Ranggawarsita melihat adanya kehancuran sosial yang disebabkan oleh persaingan dan perebutan kekuasaan di kalangan penguasa dan pejabat. Perpecahan ini menyebabkan masyarakat semakin menderita karena tidak adanya stabilitas atau keamanan yang bisa diandalkan.
BAGAIMANA RELEVANSI KE 3 ERA INI DENGAN KORUPSI DI INDONESIA?
Ketiga era yang digambarkan oleh Ranggawarsita---Kalasuba, Kalatidha, dan Kalabendhu---memiliki relevansi yang kuat dengan situasi korupsi di Indonesia saat ini. Ranggawarsita melalui karyanya bukan hanya mendokumentasikan kondisi sosial-politik Jawa pada abad ke-19, tetapi juga menyampaikan pandangan yang abadi mengenai fenomena kemerosotan moral, ketidakadilan, dan ketidakpastian dalam pemerintahan dan masyarakat. Berikut relevansi masing-masing era dengan masalah korupsi di Indonesia: