Pendekatan ini penting karena memungkinkan pemimpin untuk memiliki kepekaan emosional dan moral yang lebih tinggi, sambil tetap mempertimbangkan logika dan strategi. Dalam dunia bisnis, politik, atau bahkan pendidikan, keseimbangan antara rasionalitas dan spiritualitas dapat membantu pemimpin mengambil keputusan yang tidak hanya menguntungkan dalam jangka pendek, tetapi juga bermanfaat secara berkelanjutan dan etis.
 Keputusan yang diambil berdasarkan prinsip ini cenderung lebih bijaksana, tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap manusia, lingkungan, dan masyarakat secara luas.
2. Mengedepankan Harmoni dalam Berbagai Situasi
Kepemimpinan Sosrokartono sangat mengedepankan harmoni, baik dalam hubungan antarindividu maupun dalam konteks sosial yang lebih luas. Nilai ini menjadi sangat relevan dalam dunia yang sering kali penuh dengan konflik, baik di tingkat politik, organisasi, maupun personal. Kepemimpinan yang menekankan harmoni seperti ini penting karena mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kerja sama dan pembangunan bersama.
Sebagai contoh, dalam organisasi modern yang beragam, seorang pemimpin yang mampu menciptakan harmoni di antara anggota tim dengan latar belakang yang berbeda akan lebih mudah membangun kesepahaman dan kebersamaan. Ketimbang menciptakan lingkungan kompetitif yang cenderung merusak relasi, gaya kepemimpinan ini akan lebih berfokus pada kolaborasi dan persatuan.Â
Pendekatan ini juga penting di tingkat internasional, di mana diplomasi yang menekankan perdamaian dan dialog menjadi kunci untuk menghindari eskalasi konflik yang bisa berdampak buruk bagi banyak negara.
3. Pemimpin yang Berempati dan Rendah Hati
Salah satu alasan utama mengapa gaya kepemimpinan Sosrokartono patut diterapkan adalah karena ia menekankan pentingnya empati dan kerendahan hati. Dalam masyarakat modern, sering kali kita melihat pemimpin yang berfokus pada pencapaian pribadi atau mengejar kekuasaan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain.Â
Sosrokartono, melalui konsep tepo seliro (tenggang rasa), menunjukkan betapa pentingnya seorang pemimpin untuk memahami perasaan dan kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya.
Pemimpin yang berempati mampu menciptakan hubungan yang lebih kuat dan bermakna dengan orang-orang di sekitarnya. Hal ini penting dalam berbagai konteks, baik dalam dunia politik, bisnis, maupun pendidikan.Â
Seorang pemimpin yang mampu mendengarkan dan memahami masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh bawahannya atau konstituennya akan lebih mampu menciptakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Empati juga membuat seorang pemimpin lebih dihormati dan dicintai, karena orang-orang merasa didengar dan dihargai.