Mohon tunggu...
ahmad Farzah
ahmad Farzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ahmad Farzah Putra (43223010158) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana, Dengan nama dosen Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

24 Oktober 2024   13:28 Diperbarui: 24 Oktober 2024   13:48 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dasarnya, kepemimpinan Sosrokartono tidak bersifat konvensional seperti yang kita lihat dalam sosok pemimpin militer atau politik. Kepemimpinannya lebih bersifat kultural dan spiritual, yang berarti ia memimpin dengan cara memberikan teladan moral dan kebijaksanaan, bukan dengan kekuasaan atau otoritas resmi.

 Sosrokartono percaya bahwa seorang pemimpin yang baik harus memiliki karakter yang kuat, kebijaksanaan yang mendalam, serta hati yang penuh pengabdian kepada sesama manusia. Karena itulah, dalam banyak hal, ia lebih dikenal sebagai pemimpin spiritual daripada pemimpin politik.

Salah satu prinsip utama yang sering dikaitkan dengan gaya kepemimpinan Sosrokartono adalah semboyannya, "Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake." Semboyan ini bermakna bahwa kekayaan tidak selalu harus diukur dengan harta benda, kekuatan tidak harus bergantung pada senjata, dan kemenangan sejati adalah ketika kita dapat mencapai tujuan tanpa merendahkan atau menjatuhkan orang lain. 

Bagi Sosrokartono, kepemimpinan adalah tentang kekuatan moral dan kebijaksanaan yang mampu membimbing orang lain tanpa paksaan atau kekerasan. Ia lebih percaya pada pengaruh batin dan spiritual yang mendalam daripada menggunakan kekuatan fisik untuk memaksakan kehendak.

Selain itu, Sosrokartono memiliki pandangan yang sangat holistik tentang kepemimpinan, yang berarti ia melihat seorang pemimpin tidak hanya sebagai seseorang yang memiliki kekuasaan atau keahlian teknis, tetapi juga seseorang yang harus seimbang dalam hal intelektual, emosional, dan spiritual. 

Hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakangnya sebagai seorang bangsawan Jawa, di mana budaya Jawa sangat menekankan pentingnya harmoni antara pikiran, hati, dan jiwa. 

Sebagai seorang yang juga terdidik di Barat, khususnya di Universitas Leiden, Belanda, Sosrokartono mampu menggabungkan nilai-nilai tradisional Jawa dengan pemikiran modern dari Barat. Hasilnya adalah gaya kepemimpinan yang tidak hanya bijaksana dan reflektif, tetapi juga progresif dan relevan dalam konteks global.

Sosrokartono dikenal luas sebagai seorang cendekiawan yang menguasai lebih dari 24 bahasa. Hal ini menunjukkan betapa ia memiliki wawasan yang luas dan pemahaman mendalam tentang berbagai budaya dan pandangan dunia. 

Kemampuannya berkomunikasi dalam banyak bahasa juga membuatnya berperan sebagai diplomat dan jurnalis perang di Eropa selama Perang Dunia I.

 Dalam peran ini, Sosrokartono menunjukkan gaya kepemimpinan yang sangat berfokus pada diplomasi dan perdamaian, menghindari konfrontasi dan mencari solusi yang damai melalui dialog. Ia percaya bahwa konflik tidak harus diselesaikan dengan kekerasan, tetapi bisa diatasi melalui kebijaksanaan, pemahaman, dan komunikasi yang efektif.

Pada intinya, diskursus tentang gaya kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono adalah sebuah kajian tentang bagaimana nilai-nilai spiritual, moral, dan intelektual dapat membentuk cara seseorang memimpin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun