Mohon tunggu...
Ahmad Faisal S.Pd
Ahmad Faisal S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 01 Kab. Tebo

Guru Matematika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan PJBL Dengan Kunjung Karya untuk Meningkatkan Kemampuan dan Keterampilan Peserta Didik dalam Pemecahan Masalah Matematika

3 Desember 2023   11:09 Diperbarui: 3 Desember 2023   11:16 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis

Ahmad Faisal, S.Pd

SMP Negeri 01 Kabupaten Tebo

ahmadfaisal32@guru.smp.belajar.id  

Pendahuluan

 Strategi pembelajaran merupakan hal yang harus diperhatikan dalam memperbaiki proses pembelajaran, sehingga berdampak kepada meningkatnya kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam pemecahan permasalahan matematika. Alternatif strategi diantaranya adalah merancang perangkat pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajan inovatif, video pembelajaran dan LKPD yang menarik, menciptakan interaksi sosial kelompok ketika proses pembelajaran berlangsung dan memberikan permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan kehidupan nyata.

Kemampuann dan keterampilan dalam pemecahan permasalahan soal non-rutin yang rendah sangat banyak dijumpai pada peserta didik, sehingga perlu strategi untuk mengatasi kondisi tersebut dan menjadi masukkan bagi guru lain untuk mengatasi permasalah yang sama. Adapun tantangan bagi para pendidik dan peserta didik adalah belum terbiasa menggunakan model pembelajaran inovatif, media dengan sentuhan teknologi atau aplikasi dan Permasalahan yang diberikan tidak berkaitan dengan kehidupan nyata

Pembahasan

Dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang dilengkapi dengan beberapa instrumen berupa modul ajar, LKPD, Bahan ajar, instrumen penilaian dan evaluasi, dan juga tidak lupa adalah media ajar. Tahapan yang dilakukan dalam model pembelajaran ini dimulai dari Pendahuluan, disini hal yang penting adalah dilakukannya proses apersepsi yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan awal dan prasyarat peserta didik untuk mempelajari materi yang baru. Apersepsi ini dilakukan dengan berbantuan aplikasi quiziz.dimana peserta didik diberikan 6 soal yang memuaat 3 soal untuk mengetahui pemahaman materi sebelumnya dan 3 soal untuk  materi prasyarat berupa peserta didik harus mampu memahami mana suku sejenis dan mana yang tidak sejenis. Peserta didik melakukan ini dengan menggunakan Handphone masing-masing yang dikerjakan secara mandiri. Setelah menjawab soal yang diberikan maka didapatkan hasil sebagaimana gambar dibawah ini. Pada soal dibuat

Dokpri
Dokpri

Dari gambar 1 didapatkan bahwa semua peserta didik yang telah menguasi materi yang dijadikan materi prasyarat, dimana peserta didik mampu menjawab dengan benar semua materi prasyarat dengan benar. Dimana pada soal no 1-3 dapat disimpulkan peserta didik telah mampu untuk memahami unsur-unsur yang terdapat di bentuk aljabar, sedang pada soal n0 4-6 dapat disimpulkan peserta didik mampu untuk memahami mana suku sejenis dan tidak sejenis pada suatu bentuk aljabar dan ini merupakan materi prasyarat untuk masuk pada materi operasi penjumkahan dan pengurangan bentuk aljabar.

Dokpri
Dokpri
Dari gambar 2 didapatkan bahwa beberapa peserta didik yang telah menguasi materi yang dijadikan materi prasyarat, dimana peserta didik mampu menjawab dengan benar semua materi prasyarat dengan benar. Sedangkan pada gambar 2 didapatkan beberapa peserta didik yang telah menguasai semua materi materi prasyarat dan juga beberapa peserta didik yang belum menguasai materi prasyarat. Terutama materi yang terdapat pada soal no 4-6 yang merupakan materi prasyarat berupa kemampuan peserta didik untuk memahami mana yang merupakan suku sejenis dan mana tidak sejenis. walaupun

Dokpri
Dokpri
Dari gambar 3. Didapatkan beberapa peserta didik yang mampu memahami unsur-unsur aljabar dan semua siswa yang tidak memahami materi prasyarat berupa memahami suku sejenis dan tidak sejenis untuk materi Operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.

Langka selanjutnya dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang mendasar, disini peserta didik diberikan media berupa menonton video pembelajaran menggunakan LCD proyektor.

YouTube (Dokpri)
YouTube (Dokpri)

video ini memberikan ilustrasi bagaimana peserta didik mampu melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar, tetapi tidak jelas apa yang yang menjadi syarat yang dijadikan untuk melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.disini terlihat peserta didik yang ada belum mampu memahami suku jenis dan tidak sejenis mulai mampu memahami, ini dikarenakan permisalan yang diberikan merupakan situasi yang nyata dikehidupan mereka yaitu berupa buah-buahan yang sering mereka lihat, beli dan konsumsi dalam kehidupan mereka.

Langkah selanjutnya adalah peserta didik diajak untuk mendisain perencanaan proyek yang diberikan melalui lembar kerja peserta didik (LKPD) dan dikerjakan secara berkelompok.dan selanjut akan menghasilkan produk yang akan dijadikan bahan untuk pajang karya.

Dokpri
Dokpri
Pada gambar 4 ini terlihat bahwa peserta didik diberikan kegiatan yang merupakan permasalahan yang nyata dalam kehidupan mereka sehari-hari, dan ini diharapkan mampu memahami operasi penjumlahan dan pengurangan aljabar dan selanjutnya nanti akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam memecahkan permasalahan matematika yang bersifat non-rutin.

Dokpri
Dokpri
Dari gambar 5 terlihat bahwa peserta didik sangat antusias dan bersangat dalam mengerjakan proyek yang ada dalam LKPD. Ini menunjukkan bahwa mereka telah mampu memahami dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljbar.

Dokpri
Dokpri
Dari hasil produk yang dihasilkan, didapatkan peserta didik telah mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk aljabar dimana masalah yang diberikan berupa permasahan yang nyata dalam kehidupan peserta didik dan ada disekililing mereka. Ini terlihat pada gambar dibawah ini.

Dokpri
Dokpri

Dari gambar 7 didapatkan bahawa peserta didik memisalkan pintu kelas sebagai bangun datar berupa persegi panjang, dan selanjutnya memisalkan sisi panjang dan lebar dalam bentuk variabel n dan e. selanjutnya mencari keliling dengan cara

 

K = n + e + n e

Selanjut mengelompokkan suku sejenis

K = n + n + e +  e

Selanjutnya menjumlahkan suku sejenis

K = 2n + 2e

Dokpri
Dokpri
Dari gambar 8 terlihat peserta didik melakukan pajang karya dimana setiap kelompok mempersiapkan produk yang mereka kerjakan berdasarkan permasalahan yang disajikan didalam lembar kerja peserta didik (LKPD) yang kemudian didiskusikan. Selanjutnya setiap kelompok diminta untuk melakukan pajang karya dan juga mempersiapkan beberapa peserta didik yang menjadi perwakilan bila mana kelompok lain melakukan kunjung karya dan bertanya dan meminta penjelasan pada hasil produk yang mereka diskusikan dan tampilkan.

Dengan dilakukannya pajang karya ini mengakibatkan pemahaman dan keterampilan peserta didik terhadap materi pembelajaran semakin baik, dimana peserta didik yang menjadi perwakilan kelompok menjadi tutor sebaya bagi peserta didik yang lainnya, dengan bahasa peserta didik maka peserta didik yang lainnya semakin mudah untuk memahami materi pembelajaran yang diberikan dibandingkan dengan memahami dari bahan bacaan atau dari penjelasan guru.

Dokpri
Dokpri

Dari gambar 9  terlihat peserta didik perwakilan dari setiap kelompok untuk memberikana kesimpulan dari pengaalaman yang didapat selama pembelajaran dilakukan, disini juga terjadi pembelajaran oleh tutor sebaya, dimana dengan gaya bahasa peserta didik dalam penyampaian kesimpulan disetiap kelompok, maka semakin memudahkan bagi peserta didik lain untuk memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran.

Dokpri
Dokpri

Pada gambar diatas adalah hasil penilaian formatif yang diperoleh, dimana terlihat perubahan kemampuan beberapa peserta didik dalam memecahkan permasalahan matematika yang bersifat non-rutin. Ini dapat kita simpulkan dengan cara membandingkan foto 3 yang didapat dari hasil pemberian soal dalam bentuk quiziz.dimana ada beberapa peserta didik yang belum mampu menyelesaikan masalah yang terdapat dalam soal.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri
Dari hasil pengamatan penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik Azizah Fraddila dan Aghisa Saras Willy Sandi, dimana sebelum dilakukakan pembelajaran dengan model berbasis proyek dan juga memberikan permasalahan yang berkaitan dengan kehiduapan nyata peserta didik yang ada didalam lembar kerja peserta didik (LKPD) dan juga dilakukkannya pajang dan kunjung karya pada setiap kelompok, terlihat belum memahami unsur-unsur aljabar dan suku sejenis dan bukan sejenis. Setelah melakukan semua kegiatan diatas terlihat perubahan baik dimana kedua peserta didik ini dapat menjawab soal yang diberikan secara individu yang terlihat dari hasil tes formatip pada gambar 11 dan gambar 12.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dari hasil pengamatan penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik Marsya Adelia , Tasya Faiqah dan Virgiawan Alfath, dimana sebelum dilakukakan pembelajaran dengan model berbasis proyek dan juga memberikan permasalahan yang berkaitan dengan kehiduapan nyata peserta didik yang ada didalam lembar kerja peserta didik (LKPD) dan juga dilakukkannya pajang dan kunjung karya pada setiap kelompok, terlihat belum memahami unsur-unsur aljabar dan suku sejenis dan bukan sejenis. Setelah melakukan semua kegiatan diatas terlihat perubahan baik dimana kedua peserta didik ini dapat menjawab soal yang diberikan secara individu yang terlihat dari hasil tes formatip pada gambar 14,15 dan gambar 16

Dokpri
Dokpri

Selanjutnya dilakukan wawancara seperti tampak di gambar 17, ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam terhadap indikator-indikator yang menjadi tujuan pembelajarn ini dilaksanakan dan juga dengan adanya wawancara sebagai bahan refeleksi, sehingga pendidik mengatahui informasi lebih dalam apakah hal-hal atau situasi apa yang menjadikan kemampuan peserta didik dalam memecahkan permasalahan matematika meningkat, dari hasil wawancara diatas didapatkan bahwa pemberian permasalahan yang berkaitan langsung atau nyata dengan kehidupan peserta didik dan juga dengan adanya video pembelajaran, proyek, pajang karya, penjelasan dari teman dan juga diskusi kelompok dalam pembelajaran mempermudah peserta didik untuk memahami materi pembelajaran khususnya materi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, pemberian angket dan juga asesmen diawal dan akhir pembelajaran bahwa pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), metode diskusi dalam kelompok, LKPD, Aplikasi quiziz, pajang karya, bahan ajar yang beragam dan juga permasalahan yang diberikan berupa permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan nyata strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam pemecahan permasalahan yang bersifat non-rutin

Daftar Pustaka

 

 Sasmita Lenny,dkk (2021), Efektivitas Model Project Based Learning (Pjbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Al asma: Journal of Islamic Education, Vol. 3, No. 2, November 2021

Amin Berkatullah,dkk (2023), Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning Pada Pembelajaran Matematika SMP/Mts, Jurmadikta (Jurnal Mahasiswa Pendidikan Matematika) Volume 3 Nomor 1, Halaman 23-32, Maret 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun