Meskipun kita mendaki, ibadah sebagai orang muslim harus tetap jalan. Ini juga pelajaran bagi saya pribadi yang kadang sholat nya masih bolong-bolong.Â
Ketika malam tiba, kami makan, ngemil, dan ngobrol asyik sembari bertukar pikiran. Masing-masing bercerita dan kami juga bernostalgia karena saya lama tidak bertemu kawan saya ini.
Dulu dia adalah partner saya di organisasi saat masih kuliah. Sembari bercerita dan menghabiskan jatah cemilan malam, rasa kantuk pun tiba. Kami tertidur sampai di tengah malam kami terganggu dengan suara-suara dari luar. Ternyata ada rombongan lain yang melakukan perjalanan malam untuk nge-camp sama seperti kami. Ada sekitar 7 orang yang mereka mungkin masih usia SMA. Sangat berisik suara mereka di malam hari. Bahkan yang laki-laki beberapa ngobrol sampai pagi.
Sebuah momen yang tidak setiap hari saya dapat lakukan seperti dulu semasa kuliah. Karena ketika kita sudah bekerja, teman kita tidak lagi sama dengan dulu saat kuliah. Kita akan bertemu dengan orang-orang yang sangat berbeda, atau bahkan kita sendiri yang berbeda dari kebanyakan. Di situlah pentingnya momen. Setelah puas di puncak, kami bergegas merapihkan tenda dan packing untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan turun ke basecamp. Alhamdulillah dengan selamat kami bisa melalui perjalanan dengan lancar.
Oh iya, saya juga sempat membuat video pendek di instagram saya, bisa dicek di @ahmad_faisaall.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H