Mohon tunggu...
Ahmad Faisal
Ahmad Faisal Mohon Tunggu... Penulis - Indonesian Writter

Political Science FISIP Unsoed Alumnus. I like reading, writting, football, and coffee.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia Saat Ini

18 November 2018   08:53 Diperbarui: 19 November 2018   07:28 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari Twitter @pangeransiahaan

Baru Riko yang menurut saya mampu dan berani untuk melakukan akselerasi. Beto dan Lilipay juga kurang greget. Beto adalah target man, tetapi kalau suplai dari second line kurang, Beto mati kutu. Lilipay tidak pernah terlihat melakukan akselerasi. Malah seperti diplot menjadi target man juga, jadi timpang antara Beto dan Lilipay. Padahal, kalau dilihat dari line up, Lilipaly adalah second striker yang seharusnya mampu berakselerasi dan lebih banyak membawa bola. 

Di lini tengah, saya rasa ada yang tebalik antara peran Evan Dimas dan Zulfiandi. Yang saya tahu, Evan seharusnya diplot menjadi pengumpan di belakang Lilipaly dan Beto. Sedangkan Zulfiandi yang menjaga kedalaman permainan sebagai gelandang jangkar. Sejauh ini yang terlihat malah peran itu kebalik. 

Kalau ini sudah di plot, mungkin ada kesalahan dari Bima dalam plotting peran pemain. Sehingga Evan Dimas terkesan mati permainannya. Lini belakang juga tidak begitu baik sejauh ini. Putu Gedhe terlalu emosional dan Hansamu kurang greget. Di penjaga gawang Andritany terlihat kurang percaya diri. Awan Seto malah terkesan grogi terlihat dari kesalahan-kesalahan teknis yang dilakukannya.

Terakhir, menurut saya yang menjadi akar permasalahan sepak bola di Timnas saat ini adalah federasinya alias PSSI. Perlu ada orang yang merevolusi PSSI. Lihat saja ketua umumnya yang enggan melepas jabatan di PSSI. Padahal prestasinya tidak ada. 

Sudah begitu merangkap jabatan pula. menurut saya, ketika seseorang memiliki jabatan politik dan di saat yang bersamaan menjabat sebagai ketua sebuah federasi sepak bola, unsur politik akan sangat kental sehingga akan terjadi konflik kepentingan. 

Saya jadi teringat masa pada saat Ahok mejabat Gubernur DKI Jakarta. Jakarta itu tempat nya para bandit pemakan uang rakyat. Maka, pada saat ada orang dengan karakter keras seperti Ahok, dia akan begitu saja bilang "Sikat" kepada maling-maling duit rakyat. Begitu seharusnya PSSI. Harus ada orang yang berani tidak hanya vokal tapi berani menentang arus di PSSI untuk merevolusi federasi.

Semoga sepak bola Indonesia menuju ke arah yang lebih baik dan secepatnya membuahkan prestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun