Mohon tunggu...
Ahmad FaiqHikman
Ahmad FaiqHikman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Arabic Trainer | Writer | Motivator

Hamba Allah ta`ala yang suatu hari nanti akan kembali kepadaNYA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerinduan kepada Allah Ta`ala

28 September 2022   09:35 Diperbarui: 28 September 2022   09:42 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/wattpad.com

Kerinduan Kepada Allah Ta`ala

oleh Faiq Alqudsy

Hakekat Rindu

Rindu merupakan sebuah reaksi dari rasa cinta yang ada di dalam dada. Ia akan menjelma menjadi rasa yang bisa menghilangkan kesehatan akal manusia. 

Mereka mungkin akan melakukan hal-hal yang notabene di luar kemampuan maupun kemauan mereka. Mereka melakukannya bukan karena kebodohan. Perasaan yang mendalam lah yang menjadi dalang di belakangnya.

Berbeda halnya dengan rindu kepada Allah ta`ala. Ia adalah nikmat yang agung lagi amalan yang mulia. Tidak akan mendapatkannya kecuali mereka para hambaNYA yang tidak mementingkan dunia di atas akhiratnya. 

Mereka tidak tertipu dengan gemerlap kehidupan dunia. Rasa takut akan fitnah-fitnah yang ada di dalamnya menghiasi relung hati terdalam mereka.

Mereka berharap agar segera dipertemukan dengan ALLAH ta`ala. Mereka menggenggam dunia di tangan. Namun, ia tak akan sampai masuk ke dalam hatinya. Hemz, begitulah hakekat mereka. Hidup mereka bukan hanya untuk dunia yang fana, akhirat lah yang menjadi tujuan utama.

Para Nabi 'alahimussalaam, rasa rindu mereka kepada ALLAH ta`ala amatlah agung. Karena mereka tahu keagungan Allah ta`ala dan yakin akan rahmatNYA. Ialah dzat yang maha indah lagi sempurna. Dzat yang rahmatnya mendahului kemarahanNYA. Dzat yang nikmatnya untuk seluruh makhluk ciptaanNYA.

Nabi Yusuf -`alaihissalam-

Seorang Nabi yang telah melewati ujian-ujian besar dalam hidupnya. Dihasadi oleh saudara-saudaranya, dilemparkan ke dalam sumur dalam keadaan tak berdosa, dijual sebagai hamba sahaya, difitnah sebagai orang yang telah menzinai istri raja, dipenjara dalam tanah yang tidak sebentar masanya.

Cobaan besar apa lagi kah yang belum dilewatinya? 

Tahukah anda apa do`anya ketika beliau menjadi raja?

Apakah beliau meminta keabadian?

Apakah beliau meminta tambahan?

Apakah beliau meminta pasangan?

Kenyataannya tidak demikian!

Bahkan beliau berdo`a demikian :

"Ya ALLAH, engkau telah memberikan kepadaku kerajaan, dan mengajarkan kepadaku tafsir mimpi. Wahai dzat yang telah menciptakan langit dan bumi, engkaulah kekasihku di dunia dan di akhirat. Matikanlah jiwaku ini sebagai seorang muslim dan masukkanlah jiwa ini ke dalam golongan orang-orang yang sholeh" QS. Yusuf : 101

Nabi Yusuf -`alaihissalam-

Dunia di tangannya, namun tidak menggoyahkan hatinya. Dunia terlihat hina di matanya. Do`anya tidak mencerminkan ketamakan kepada dunia. Beliau rindu untuk bertemu denganNYA. Kematian lah yang hanya menjadi tujuannya. 

Nabi yusuf merasakan rasa rindu yang luar biasa kepada ALLAH ta`ala. Rindu tuk kembali ke sisiNYA dan melihat keagungan wajahNYA.

Imam Qotadah --rahimahullah- telah berkata :"belum ada manusia yang meminta kematian ketika dunia di tangannya kecuali yusuf -`alaihissalam-. Ketika menjadi raja, ia rindu bertemu ALLAH ta`ala"

Nabi Musa -'alaihissalam-

Ketika Allah menjanjikan akan berbicara dengannya. Beliau menunggu selama 40 hari lamanya. Ketika tiba waktunya, dengan penuh semangat beliau berkata : " Ya ALLAH izinkanlah aku melihatMU " QS. Al-a`raf : 143. Hal itu terjadi karena besarnya rasa rindu Nabi Musa -`alaihissalam- kepada Allah ta`ala. 

Imam hasan Albasri -rahimahullah- berkata : "Rasa rindu Nabi Musa -`alaihissalam- telah membakar jiwanya. Ia pun meminta izin untuk melihatNYA"

Nabi Musa -`alaihissalam-.

Beliau bersegera kepada Allah ta`ala karena kerinduan yang telah membakar jiwanya. Allah ta`ala berfirman :

"Apa yang membuatmu bersegera meninggalkan kaummu wahai Musa? Nabi Musa menjawab : " Mereka dekat denganku, dan sebentar lagi aku juga akan bertemu dengan mereka kembali. Aku bersegera kepadaMU ya ALLAH agar Engkau ridho kepadaku."

Nabi Muhammad -`alaihissolaatu wassalam-

Beliau sering kali berdo`a di dalam hidupnya :

"Aku meminta kepadamu kehidupan yang nikmat di akherat ya ALLAH. Aku memohon kelezatan menatap wajahMU, aku memohon kerinduan untuk berjumpa denganMU, aku memohon agar aku tidak dalam keadaan sulit yang akan membahayakan diriku, juga tidak dalam keadaan fitnah yang membuatku tersesat" HR. Annasa`i

Nabi Muhammad -`alaihissolaatu wassaalaam-

Beliau melafadzkan do`a tersebut dalam keadaan sehat dan nikmat, bukan  susah dan sempit. Hal itu menunjukkan kebenaran dan kejujuran akan kerinduan yang membakar jiwanya untuk berjumpa dengan ALLAH ta`ala.

Rindu berjumpa dengan ALLAH adalah hal yang paling indah di atas muka bumi ini, sebagaimana di sebutkan oleh ibul qayyim al jauziyah.

Nabi Muhammad -`alaihissholaatu wassalam-

Beliau telah memilih untuk bertemu ALLAH ta`ala. Di akhir hayatnya beliau di beri pilihan untuk tetap hidup di dunia atau hendak segera bertemu denganNYA. Beliau berkata :

"Sungguh! Allah ta`ala telah memberi pilihan kepada hambanya. Apakah ia memilih dunia atau memilih apa yang ada di sisiNYA? Hamba itu pun memilih apa yang ada di sisiNYA".

Seketika abu bakar menangis. Apakah gerangan yang membuat abu bakar menangis?

Abu Bakar lah yang memberitahu para sahabat bahwa hamba yang Nabi Muhammad -`alaihissholaatu wassalaam- adalah dirinya. Abu Bakar sedih akan dekatnya ajal sahabat lagi suami anaknya, Nabi Muhammad -`alaihissholaatu wassalaam-.

Nabi Yusuf -`alaihissalam- rindu kepada ALLAH ta`ala. Nabi Musa -`alaihiisalam- menyegerakan langkahnya untuk bertemu ALLAH ta`ala. Nabi Muhammad -`alaihissholaatu wassalaam- memilih apa yang ada di sisiNYA.

Kerinduan mereka telah membakar rasa cinta kepada dunia. Bagi mereka, dunia bukanlah sesuatu yang memesona. Dunia bukanlah sesuatu yang membuat mereka terpedaya. Bagi mereka, dunia hanyalah perantara untuk meraih ridoNYA.

Begiulah kisah para Nabi -`alaihimussalam- yang kecintaan mereka kepada ALLAH itu mutlak adanya. Mereka adalah para pilar tauladan yang pantas menjadi percontohan. Hidup mereka selalu bermakna karena tujuan mereka mulia.

Apalah daya diri ini kecuali tuk mengikuti seperti apa yang mereka jalani. Semoga ALLAH menjadikan kita orang yang rindu kepadaNYA. Sehingga kita akan menjadi mulia di surgaNYA.

Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat untuk diri saya sendiri, kemudian untuk teman-teman sekalian. Baarakallaahu fiikum

sumber image: id.pinterest.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun