Mohon tunggu...
Ahmad Fada Prasetya
Ahmad Fada Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA - UNEJ

Hobi berolahraga terutama olahraga bola futsal dan mendengarkan musik. Akun hanya digunakan untuk meng-unggah tugas, mohon maaf jika ada kesamaan pada tulisan yang telah diunggah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tanggulangin Pusat Pengrajin

13 September 2022   15:43 Diperbarui: 13 September 2022   15:51 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman sekarang, banyak anak muda bangga ketika mengenakan atau menggunaka produk-produk luar negeri. Tetapi apakah mereka tau bahwa produk-produk dalam negeri kita saat ini sudah banyak yang bisa menyaingi produk-produk di luar negeri. Salah satu yang banyak diminati para anak muda yaitu sepatu. Saat ini sepatu lokal masih belum menjadi pilihan dari sebagian anak muda. 

Padahal kualitasnya tidak jauh berbeda dan juga sudah mulai bagus. Saat ini sudah banyak produk-produk lokal brand yang banyak diminati oleh anak muda. Selain harganya yang murah, kampanye bangga menggunakan produk lokal juga berpengaruh besar. 

Namun di Indonesia tidak hanya pabrik saja yang memproduksi sepatu lokal tetapi juga para pengrajin. Para pengrajin tersebut kebanyakan masih menggunakan cara home industri atau tidak sebesar seperti pabrik-pabrik sepatu di luaran sana. 

Cara mereka menjual atau mempromosikan dagangannya juga boleh dibilang tidak semaju produk-produk luar. Ini yang menyebabkan susahnya para pengrajin untuk bersaing. Mereka hanya menjual di daerahnya saja namun tidak mengikuti perkembangan zaman seperti sosial media. Biasanya disuatu daerah terdapat satu pusat yang isinya para pengrajin, salah satunya di Tanggulangin, Sidoarjo.

Di Sidoarjo sendiri memiliki satu lokasi yang dimana sepanjang jalan tersebut berisi para pengrajin dan tokonya. Daerah pengrajin di Sidoarjo ini berada di daerah kecamatan Tanggulangin tepatnya di desa Kludan. Di sana banyak sekali pengrajin, namun tidak hanya pengerajin sepatu saja melainkan juga aneka tas mulai dari tas sekolah, tas kerja, tas pria dan wanita, koper dan masih banyak lagi. 

Tidak hanya dua itu saja, di sini juga terdapat berbagai macam produk dari berbahan kulit seperti ikat pinggang, jaket, sandal, dan juga sepatu tentunya, tidak heran kalau daerah ini disebut sentra pengrajin kulit terbesar di Jawa Timur. Semua produk yang dijual di sepanjang jalan tersebut memiliki berbagai varian harga yang kompetitif disetiap tokonya tetapi juga masih terbilang relatif murah. 

Meskipun harganya mungkin relatif murah, tetapi produk yang dijual bukan berarti memiliki kualitas yang jelek atau murahan. Mereka juga masih memperhatikan kualitasnya selama bertahun-tahun. Tidak heran sentra pengrajin kulit ini sudah dikenal dan terbukti oleh masyarakat Jawa Timur maupun di daerah luar Jawa.

Para pengrajin ini masuk dalam organisasi koperasi yang disebut dengan INTAKO.  INTAKO ini sudah berdiri sejak tahun 1976 dengan produksi rata-rata 250 sampai 1000 tas dan kerajinan lainnya perhari. Melalui organisasi koperasi tersebut, usaha-usaha pengrajin kecil di Tanggulangin mulai berkembang pesat sehingga mampu menembus pasar ekspor di masa jayanya. 

Modal dari usaha tersebut diperoleh dari simpanan pokok anggota. Organisasi koperasi INTAKO ini juga berperan dalam penyediaan bahan baku, melakukan pemasaran, dan juga melakukan kerja sama kesepakatan harga sehingga harga-harga kerajinan tersebut dapat dikontrol dan tidak dipermainkan oleh konsumen.

Sebagian besar pengusaha atau pengrajin di sentra ini masih menggunakan metode yang tradisional dalam membuat kerajinan. Biasanya para pengusaha atau pengrajin ini dapat menyelesaikan pembuatan tas dan lainnya dalam waktu kurang lebih selama 2 minggu tergantung tingkat kesulitan dan pesanan dari para konsumen. 

Biasanya para konsumen tidak hanya datang ke toko saja melainkan juga memesan langsung kepada para pengrajin atau rumah produksi untuk mendapatkan model yang mereka inginkan. 

Di rumah produksi tersebut biasanya memiliki beberapa pegawai yang membantu sesuai dengan keahliannya. Sebagian karyawan biasanya sudah memiliki keahlian untuk membuat produk tersebut dikarenakan lingkungannya dan jika memungkinkan nantinya mereka akan juga membuka usahanya sendiri dengan dibantu oleh organisasi koperasi INTAKO.

Para pengrajin ini biasanya menggunakan bahan baku kulit yang didapatkan dari perusahaan kulit lokal. Namun beberapa tahun terakhir bahan baku kulit lokal harganya melonjak lumayan tinggi. 

Dengan adanya hal tersebut memaksa pengrajin membeli bahan baku dari luar dengan harga yang relatif murah dibandingkan kulit dari perusahaan lokal. Sebagian pengrajin juga mulai menggunakan kulit imitasi atau kulit tiruan untuk dapat bersaing dengan harga produk di luaran. 

Karena saat ini produk dari luar terutama dari Cina memang menyajikan produk dengan model yang bagus namun dengan harga yang murah. Para pengrajin akhirnya juga harus beradaptasi juga dengan hal tersebut, jika tidak mereka akan kesusahan untuk menjual produknya. 

Cara seperti menggunakan bahan kulit imitasi atau tiruan ini memang cukup berpengaruh apalagi dengan harga yang lebih murah. Namun para pengrajin juga harus memperhatikan kualitas mereka. 

Walaupun bahan baku yang digunakan mulai diganti dengan bahan imitasi, tetapi mereka juga tetap harus menjaga kualitas produk mereka karena itulah salah satu keunggulan dari produk yang ada di sentra pengrajin ini.

Sentra pengrajin di Tanggulangin saat ini memang tidak seramai dulu, bukan cuma karena pandemi covid yang melanda tetapi sebelum itu memang sudah mulai kehilangan konsumennya. 

Penurunan para konsumen ini dimulai semenjak terjadi bencana lumpur lapindo tahun 2006 silam. Sejak saat itulah ekonomi di sentra pengrajin tersebut menurun drastis. Ada banyak sekali pengusaha atau pengrajin yang tidak bisa bertahan dan akhirnya gulung tikar karena efek dari semburan lumpur lapindo tersebut.

Sebelum adanya semburan lumpur lapindo, total pengrajin yang ada di sentra tersebut kurang lebih sebanyak 300an dan memperkerjakan kurang lebih 5000 pegawai. Namun semenjak kejadian itu, para pengerajin tersebut jumlahnya turun drastis hingga hanya tersisa 90an pengrajin. 

Menurut data pembukuan penjualan dari INTAKO, sebelum semburan lumpur lapindo omset dari penjualan kerajinan tersebut bisa mencapai 900 juta per bulan. Sebagian pengrajin menutup usahanya dan beralih membuka usaha dibidang yang lain seperti membuka toko dan warung.

Kondisi ini sebenarnya sudah mulai membaik lagi namun pandemi covid menjadi rintangan berikutnya dari para pengrajin. Namun, dengan kebijakan pemerintah kabupaten Sidoarjo yang mana pemerintah sangat mendukung penuh kegiatan usaha-usaha kecil yang ada di Sidoarjo sehingga hal ini menjadi titik terang bagi para pengerajin. 

Para pengusaha atau pengrajin yang tadinya beralih usaha sekarang mulai membuka kembali usaha kerajinan mereka. Selain itu para pengrajin juga mulai sering melakukan pameran-pameran dengan memberikan diskon atau potongan harga yang dapat menarik konsumen. Apalagi saat ini teknologi sudah mulai maju, hal ini juga dapat dimanfaatkan oleh para pengrajin atau pengusaha untuk mempromosikan barang dagangannya di media sosial. 

Hal tersebut menjadi titik terang bagi para pengrajin dan juga pengusaha karena dengan memanfaatkan kegiatan-kegiatan pameran dan dukungan pemerintah serta memanfaatkan kemajuan teknologi, mereka kini juga memiliki peluang yang besar untuk memperkenalkan lagi produk mereka di khalayak umum. 

Bangkitnya para pengrajin ini nantinya juga akan berdampak kepada daerah, karena jika sentra pengrajin tersebut ramai didatangi orang nantinya Sidoarjo juga akan lebih dikenal orang apalagi jika pasar dari pengrajin itu sudah mulai memasuki pasar ekspor, bukan hanya yang ada didalam negeri saja yang tau melainkan Sidoarjo juga akan dikenal diluar negeri. Dan bukan hanya perekonomian pengrajin saja yang membaik tetapi negara juga akan diuntungkan dari pajak dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun