Global Salafism Islam's New Religious Movement merupakan kumpulan-kumpulan akademisi di penjuru dunia. Fokus buku ini ialah, menyoroti isu mengenai salah satu gerakan dalam Islam yaitu salafi. Menariknya, background dari para penulis berbeda-beda satu sama lain. Diantaranya ahli agama, filsafat, sejarah, timur tengah, politik dan lainnya.Â
Buku ini ialah hasil konferensi bertajuk 'Salafism as a Transnational Movement' Â yang dilaksanakan pada 27-30 September 2007 di Kota Nejmegen, Belanda. Meskipun konferensi ini dilakukan tahun 2007. Baru pada 2013 buku ini dicetak dan didistribusikan secara luas oleh Oxford University Press. Buku ini diedit oleh Roel Meijer[1], seorang pakar dalam bidang Timur Tengah, Universitas Radboud, Belanda. Â
Secara garis besar, tujuan utama buku ini ialah, melihat bagaimana dampak gerakan salafi kontemporer terhadap masyarakat baik lokal maupun global. Terlebih buku ini ingin memahami salafi dari perspektif makro dan micro dengan menyasar bagaimana perdebatan salafisme utamanya dalam isu islam kontemporer.Â
Terdiri atas 18 artikel yang termasuk dalam bagian-bagidan dari lima pembahasan,yaitu:
[1] Doktrin Salafi
[2] Salafisme dan Politik
[3] Salafi Jihadis
[4] Lokal-Global Salafi
[5] dan Identitas Salafi [6].Â
Setiap bab di atas memiliki 3-5 artikel yang berangkat dari berbagai macam isu mengenai salafi baik itu politik, teologi, doktrin, praktik, studi kasus di beberapa negara (Indonesia Palestina dsb), dan telaah atas pemimpin salafi (Abu Muhammad al-Maqdisi).Â
Sebelum lebih jauh, penting untuk diperhatikan definisi salafi di buku ini terbagi menjadi tiga yakni, Salafi yang paling diam atau puritan (Quietist), salafi yang orientasinya ialah gerakan politik (Political), dan salafi yang ingin selalu berperang atau berjihad (Jihadis).[7]
Bernard Haykel: Asal Usul Pemikiran Salafi dan Tindakannya
 Artikel pertama yang penulis akan ulas ialah, artikel dari Bernard Haykel[8]. Haykel ingin menggali bagaimana pemikiran salafi dan tindakan-tindakan mereka. Lebih jauh, Haykel membahas latar belakang yang rinci tentang sejarah doktrin mereka, bagaimana mereka memaknai kalimat tauhid, dijelaskan pula bagaimana posisi sentral hukum syariah dan, seperti aqidah (akidah), manhaj (program), ijtihad (interpretasi individu) dan syirik (menyekutukan Tuhan).Â
Artikel ini diakhiri dengan analisis keyakinan al-Qaeda. Â Hasilnya ialah menurut Haykel mereka kaum salafi ini, merasa mereka paling benar dan satu-satunya kelompok yang selamat di hari akhir kelak. Karena mereka berpegang dan kembali kepada al-Qur'an dan sunnah secara utuh. Haykel juga membahas konsep yang menjadi perhatian utama salafi ialah tauhid, syirik, takfiri, ijtihad, dan taqlid dan manhaj. Haykel bilang perbedaan antara wahai dan salafi ialah, wahabi melakukan taqlid terhadap syekh abdul wahhab sedangkan salafi tidak.
Noorhaidi Hasan: Salafisme di Indonesia
Artikel kedua yang penulis ulas ialah yang dibuat oleh guru kita, Prof Norhaidi Hasan[9] yang berjudul 'Ambivalent Doctrines and Conflicts In the Salafi movement In Indonesia.' Artikel ini membahas hubungan rumit antara Salafisme dan politik dengan menganalisis kelompok Salafi Indonesia Laskar Jihad, yang dipimpin oleh Ja'far Abu Thalib.Â
Hasilnya ialah Hasan membuktikan, bahwasannya, salafi masuk ke Indonesia diawali dengan banyaknya alumni Saudi yang belajar disana kemudian pulang ke Indonesia. Â semakin suatu kelompok menekankan kemurnian keyakinan dan berkonsentrasi pada ilmu agama ('ilm), semakin besar ketegangan dengan realitas dan semakin besar tekanan untuk mengambil sikap politik dan mengkritik pendirian politik sebagai sesat, korup dan tidak jujur.Â
Guido Stenberg
Stenberg melacak masuknya anti-Syiah ke dalam Ikhwanul Muslimin Suriah melalui Muhammad ibn Abd al-Wahhab, Muhibb al-Din Khatib dan para pemikir Ikhwanul Muslimin Suriah lainnya. Ini diakhiri dengan mempertimbangkan pemikir penting Suriah Sa'id Hawwa dan kecaman sektarian atas dominasi Alawi dari partai Ba'th di Suriah. Anti-Syiah akhirnya menemukan jalannya, melalui Abu Mus'ab al-Zarqawi, ke dalam perang saudara di Irak, di mana ia telah digunakan untuk membenarkan serangan terhadap warga sipil Syiah.
KESIMPULAN
Buku Global Salafism Islam's New Religious Movement merupakan kumpulan tulisan yang serius dan kompleks, buku setebal kurang lebih 400 halaman ini memperkenalkan bagaimana dampak gerakan salafi kepada dunia (lokal dan global), baik kepada politik, sosial, keagamaan, hubungan antar umat beragama, identitas muslim dan lainnya.Â
Buku ini menampilkan dengan jelas bahwa dampak salafi sangat signifikan utamanya ketika kita melihat contoh-contoh kasus dari Barat Eropa sampai wilayah Asia Timur.
Di beberapa bagian, buku ini menyoroti bagaimana salafi bertransformasi menjadi bentuk yang diadopsinya di Arab Saudi sebagai Wahabisme dan caranya memengaruhi penyebaran Salafisme di tempat lain di dunia.Â
Kaum Salafi mampu melawan kekuatan yang mendominasi mereka, orang tua, elit, negara, atau nilai-nilai budaya dan ekonomi yang dominan dari sistem kapitalis global serta identifikasi total dengan bangsa asing yang dipaksakan oleh negara-bangsa di Eropa. Karena penekanannya pada kemurnian doktrin dan bukan politik, Salafisme, telah mampu memberdayakan individu, lebih dari Ikhwanul Muslimin atau Hizbut Tahrir.
Salafi telah menjadi model identifikasi yang sangat kuat dan sangat cocok untuk penciptaan komunitas baru.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H