Mohon tunggu...
Ahmad Edi Prianto
Ahmad Edi Prianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - 👨‍🎓 Social Welfare Science

Hanya individu biasa yang hidup ditengah lapisan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Childhood Trauma, Pengalaman Buruk yang Menghantui Anak Seumur Hidupnya

5 Juli 2023   06:35 Diperbarui: 11 Juli 2023   20:42 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang yang rentan terhadap trauma akan merasakan bahwa dirinya tidak selalu layak untuk menerima sebuah pujian, bukan karena tidak mau, melainkan karena menerima pujian berarti seseorang tersebut harus mampu menerima beban. Lagipula, beberapa orang yang memiliki pengalaman traumatis menganggap bahwa pujian adalah racun, karena seseorang tidak mengetahui bahwa pujian yang diberikan tersebut benar-benar sebuah pujian atau justru sebuah sarkasme.

Itulah 3 (tiga) tanda bahwa seseorang mungkin memiliki trauma masa kecil yang tidak disadarinya, dimana hal itu menyebabkan sebuah trauma menjadi masalah terburuk yang seringkali tidak terselesaikan hingga dirinya dewasa.

Dukungan sosial, menjadi bagian terpenting bagi seorang anak yang mengalami sebuah pengalaman traumatis. Meskipun tidak menyembuhkan 100 persen, tetapi dukungan sosial setidaknya dapat mengurangi dampak dan gejala dari sebuah rasa traumatis. 

Dengan dukungan tulus dari orang-orang di sekitarnya, perlahan demi perlahan pasti akan menumbuhkan rasa kepercayaannya terhadap orang lain.

Ketika rasa percayanya sudah tercipta, maka orang-orang disekitarnya bisa memaksimalkan dukungan sosial yang telah diberikannya. Mereka bisa mendorong anak yang mengalami trauma tersebut untuk berbicara tentang persaan mereka, membantu anak memahami dan memvalidasi emosinya, serta meyakinkan anak bahwa lingkungan sekitarnya adalah lingkungan yang aman.

Untuk kalian yang memiliki trauma masa kecil, diam bukanlah pilihan, diam bukan berarti membuatmu menjadi pribadi yang tangguh dan bermental baja. 

Kalian yang memiliki trauma masa kecil harus berbicara, kalian harus berani membicarakan perasaanmu, termasuk mengenai pengalaman burukmu yang menakutkan atau menjengkelkan yang telah terjadi padamu sehingga membuatmu menjadi trauma. Kalian bisa membicarakan perasaanmu itu, kapanpun kalian mau yang menurutmu merupakan waktu yang tepat untuk mengungkapkannya.

Wajar merasa takut atau marah terhadap pengalaman-pengalaman burukmu yang membuatmu penjadi trauma dan telah menghantuimu seumur hidupmu, tetapi mengontrol diri merupakan langkah yang tepat untuk memulihkan kesehatan mentalmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun