Ketika mereka berbicara, mereka dianggap sedang halu (berhalusinasi). Ketika mereka sedang bercerita, mereka disebut mendongeng. Jika mereka sedang berpendapat dan speak up, mereka dianggap pansos (panjat sosial). Perjalanan hidupnya yang diceritakan, dinilai sebagai sesuatu yang lebay dan mengada-ada untuk mengangkat reputasi.
Dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh penderita dan penyintas gangguan kesehatan mental, baik dari keluarga, orang terdekat, maupun masyarakat di lingkungan sekitarnya. Dengan dukungan sosial, mereka akan merasa diperhatikan, dihargai, dan diberikan kenyamanan untuk tetap semangat menghadapi segala cobaan dalam hidupnya.
Stigma negatif harus dihilangkan, dihindari, dan dihentikan. Gangguan mental bukanlah aib, kekurangan, apalagi keberbahayaan. Penderita dan penyintas gangguan mental adalah manusia biasa, namun mereka lebih spesial, mereka membutuhkan bantuan khusus.
Ciptakan sebuah toleransi yang dapat mengubah cara pandang kita terhadap masalah kesehatan mental, memiliki pandangan dan pola pikir yang negatif tidak membuat seseorang menjadi orang yang ditakuti dan dimuliakan. Orang yang selalu berfikiran negatif akan selalu membuat dirinya tampak negatif, orang yang selalu memberikan penilaian negatif akan selalu terlihat seperti orang yang sedang melakukan kejahatan.
Memahami kesehatan mental adalah hal yang penting, karena mental yang sehat akan membuat seseorang lebih optimis dan produktif. Kesehatan mental yang baik, akan mempengaruhi kesehatan fisik menjadi lebih baik. Bukan hanya orang tua, kesehatan mental juga harus dipahami oleh semua kalangan, baik itu remaja, anak-anak, dewasa, hingga lansia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI