Kalaupun penghasilan mereka besar, jika hidupnya jauh dari kebahagiaan, apa senangnya? Orang-orang yang memamerkan kebahagiaannya di media, belum tentu kehidupannya sebahagia yang mereka pamerkan.
Bagi mereka yang hidupnya berkecukupan, kondisi cukupnya selalu dinilai sebagai sebuah anugerah. Mereka tidak terlalu mementingkan jumlah, namun lebih mementingkan kesederhanaan apa yang akan mereka ciptakan kedepannya.
Lagi-lagi, bersyukur adalah kunci dari semua permasalahan. Dengan bersyukur hati kita akan lebih terbuka untuk bersifat lapang dada, karena dengan lapang dada kita dapat menerima segala situasi dan keadaan dengan ketulusan hati.
Dengan bersyukur, maka diri kita akan lebih dekat dengan rasa cukup. Sedikit apapun penghasilan kita, jika dirasa cukup pasti bisa memenuhi kebutuhan kita dalam hidup.
Filosofi "Akeh Durung Mesti Cukup, Sethithik Durung Mesti Kurang" mengajarkan kepada kita, apa itu arti penting dari bersyukur. Pengakuan kepada nikmat hidup yang diberikan tuhan itu penting, karena hal itu bisa menghindarkan kita dari rasa kufur nikmat.
Untuk mencapai kebahagiaan, tidak diperlukan kuantitas atau jumlah dari penghasilan kita. Untuk mencapai kebahagiaan, tidak perlu menjajaki setiap keinginan diri kita.
Selama kecukupan membawa kita kedalam kesederhanaan, maka hidup kita akan selalu bahagia. Kesederhanaan tidak akan membawa kemelaratan, tapi kesederhanaan sudah pasti bisa membawa kita ke fase hidup yang lebih tenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H