Tidak lama Gilsa, keluar dari lobby apartemen. Aku perhatikan wajahnya murung tidak seperti biasanya. Matanya sembab seperti orang yang habis nangis.
"Aku nginep di rumahmu ya" ujar Gilsa
"Tumben, ada apa?"
"Gapapa, aku mau nginep aja"
"Ok" jawabku ragu
Setibanya di kamarku Gilsa langsung menangis tersedu-sedu sesekali ia menjerit. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Pertanyaan apa yang sekiranya tepat untuk aku tanyakan dan tak perlu menimbulkan pertanyaan lagi. Sudah satu jam lebih Gilsa menangis, aku tidak tega melihatnya.Â
Mungkin satu pertanyaan cukup untuk dia bisa bercerita semuanya. Gilsa bukan tipe orang yang banyak bicara atau bercerita. Bahkan ketika sedang kumpul bersama teman-teman di rumahku Gilsa lebih banyak menyimak bahkan seingatku dia tidak suka bergosip. Bagiku ini agak sulit untuk aku lakukan tapi mau bagaimana lagi dia sedang menangis di rumahku. Aku harus cari tau penyebabnya dan semoga saja ia mau menceritakan semuanya.
"Sa, kamu kenapa sih sampai mengangis begitu ceritain dong apa yang kamu rasakan sekarang?"
"Hamil!" teriaknya sambil menangis
"Hah!, apa!!?"
"Aku hamil, Lis!"