Mohon tunggu...
Ahmad Ardhi Himmel M
Ahmad Ardhi Himmel M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif uin khas Jember, hobi basket,mancing, profesi bisnismen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Sejarah Kerajaan Majapahit (Situs Biting) Desa Kutorenon, Kec Sukodono, Lumajang

22 Desember 2023   19:59 Diperbarui: 27 Desember 2023   23:30 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

img-20231227-wa0065-658c5069c57afb3515158606.jpg
img-20231227-wa0065-658c5069c57afb3515158606.jpg

Dari Hasil Wawancara dengan anggota kantor Kepala desa Bapak Junaidi Abdillah seorang guru sejarah yang sering dikenal kasih kesra : 

Beliau memberi informasi bahwa makam Raja Arya Wiraraja terletak dibawah "kuncup" atau kubu yang menaungi makam raja Arya Wiraraja dan disebelah barat dari makam Arya Wiraraja ada beberapa makam yang identik dengan kain hijau dipatokan makamnya, dan makam paling barat adalah Maqom Sayyid Abdurrahman As Syaibani Al Bagdadi yang berapa dibawah pohon yang telah dipotong, Syekh Abdurrahman Assyaibani merupakan seorang ulama dari Persia. Syekh Abdurrahman muda pernah menuntut ilmu agama di Mekkah. Menginjak usia 30 tahun, Syekh Abdurrahman memutuskan hijrah ke Yaman. Tak lama setelah keputusannya itu, beliau mendapatkan mandat dari raja Turki Utsmani pertama yang memerintah kala itu, Amir Ghazi, untuk berdakwah ke timur, yang tak lain adalah Nusantara. Namun belum ada sumber yang mengatakan dimana Sayyid Abdurrahman datang pertama kali di Nusantara.

img-20231227-wa0059-658c510a12d50f33cc7f5813.jpg
img-20231227-wa0059-658c510a12d50f33cc7f5813.jpg

Sekitar tahun 1250 Masehi, Syekh Abdurrahman Assyaibani tiba di Kerajaan Lamajang Tigang Juru dan mulai menyebarkan Islam. Dengan cara dakwah yang tidak terkesan memaksa dan tidak ada kekerasan, Syekh Abdurrahman mampu menyentuh hati keluarga kerajaan. Hingga akhirnya beliau menikahi bibi dari Raden Arya Wiraraja yang bernama Roro Wulandari.

Syekh Abdurrahman Assyaibani juga pernah menjadi penasihat penguasa Lumajang kala itu, Raden Arya Wiraraja yang sebelumnya jadi Adipati Sumenep. Makam Raja Arya Wiraraja dan sejumlah senopati Kerajaan Lumajang memang berdekatan dengan makam Syekh Abdurrahman. Ini membuat banyak yang meyakini bahwa Raja Arya Wiraraja sudah memeluk Islam di akhir hayatnya.

Namun dari wawancara dengan narasumber, beliau mengatakan bahwa makam dari Sayyid Abdurrahman As Syaibani yang ada di dusun Biting tersebut hanyalah petilasan. Untuk makam sebenarnya hingga saat ini belum ada sumber yang mengatakan dengan jelas berada dimana untuk persemayamannya.

Demikian pemaparan jejak sejarah kerajaan majapahit (situs biting ) desa kutorenon, kec sukodono lumajang, jawa timur, dapat disimpulkan bahwa situs Biting adalah arkeologi penting peninggalan kerajaan Majapahit dilumajang yang sangat erat dengan sejarah berndirinya kota lumajang yang berawal dari sejarah seorang Raja yaitu Raja Arya Wira raja. 

Semoga bermanfaat, Terimakasih.

Penulis Ahmad Ardhi,Auliya Fatimatul Magfiroh,Ajeng Pratiwi,Tsabita Nurutami,Muhammad Faris

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun