Mohon tunggu...
ahmad angkasaputra anofri
ahmad angkasaputra anofri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

a

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Hukum Penegakan Hak Asasi Manusia dan Kebijakan terhadap LGBT di Indonesia

21 Oktober 2024   17:03 Diperbarui: 21 Oktober 2024   17:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh:Mahasiswa Universitas Andalas

Ahmad Angkasaputra Anofri_Sastra Jepang(2410752008)

Aishara Puty Fathiya_Hukum(2410112098)

Alya Elfitri_Manajemen(2410521043)

Raisyah Alya_Antropologi(2410822002)

Rizanisya Putri_Sastra Jepang(2410752002)

Perilaku seksual menyimpang tidak jauh dari yang namanya dengan homoseksual atau kelainan seksual dengan menyukai sesama jenis, orang orang dengan penyimpangan orientasi seksual tersebut sering kita sebut dengan kaum LGBT. LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender.

Indonesia merupakan negara hukum yang sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), Indonesia juga menjunjung tinggi nilai keagamaan yang jelas dapat kita ketahui di sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa. Hal ini menyebabkan pemerintahan di Indonesia dilema untuk menentukan hukum pasti terkait komunitas LGBT yang ada di Indonesia.

Dilema yang dimaksud, LGBT sudah jelas melanggar norma Agama, namun mereka tidak bisa dilarang karena hal tersebut dapat melanggar hak asasi yang mereka miliki, menurut Mahfud sendiri perilaku LGBT adalah ciptaan tuhan. Menjadi bagian dari LGBT adalah hak yang mereka miliki, karena itu aksi mereka tidak bisa dilarang.

Ada banyak faktor yang memungkinkan terjadinya hal tersebut pada seseorang menjadi bagian dari LGBT yaitu:


1. Keluarga:

Pengalaman atau trauma  masa kecil, seperti pelecehan oleh salah satu orang tua sampai anak tersebut mengambil alih semua laki-laki/perempuan adalah bara api yang kasar, kejam dan berapi-api yang membuat anak merasa sedih benci  orang ini. Dominasi dalam pemilihan identitas diadopsi hubungan keluarga yang tegang. Misalnya saja bagi seorang lesbian,
pengalaman atau trauma yang dialami perempuan sejak kecil akibat kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki, khususnya ayah dan saudara laki-lakinya serta saudaranya. Disiksa secara fisik, Secara mental dan seksual hal itu membuat  wanita menjadi menjengkelkan terhadap semua pria.  Selain itu, bagi kaum transgender, ada faktor lain yang berperan bahwa seseorang menderita disforia gender adalah sikap orang tua Jika Anda ingin mempunyai anak laki-laki atau perempuan, Anda juga akan melahirkan seseorang Anak itu mengurus apa yang diinginkannya.


2. Pergaulan dan lingkungan Kebiasaan: 

Pergaulan dan lingkungan menjadi Faktor terpenting yang berkontribusi terhadap kelainan seksual ini adalah anggota keluarga yang tidak menunjukkan kasih sayang dan sikap Orang tua merasa bahwa menjelaskan gender adalah hal yang tabu. Sebuah keluarga terlalu banyak memeluk anak-anaknya. Seorang ayah tidak menunjukkan kasih sayang kepada anaknya. Selain itu, sosial dan Lingkungan anak-anak ketika bersekolah di pesantren bersifat segregasi Pria dan wanita sama-sama mengundang  hubungan sesama jenis dan lesbian. 

 3.  Faktor Genetika,Ras atau Hormon:

Penelitian biologi juga telah dilakukan, baik yang berkaitan dengan genetika, ras atau hormon. Penyimpangan dari faktor genetik dapat diobati secara etis dan  religius. Bagi kaum transgender misalnya karakter laki-laki dalam hal suara, fisik, gerak tubuh dan kecenderungannya Wanita sangat dipengaruhi oleh hormon testosteron. Jika hormon testosteron orang yang lemah, dia dapat mempengaruhi perilaku manusia mirip dengan wanita. 

4. Etika dan moralitas: 

Kelompok homoseksual ini muncul karena ingin bertahan hidup perubahan standar etika yang dianut oleh masyarakat, serta
semakin berkurangnya kontrol sosial yang ada di masyarakat. Hal ini disebabkan  lemahnya keimanan dan pengendalian hawa nafsu
serta karena banyaknya rangsangan seksual. Kerapuhan iman   Bisa juga menimbulkan segala macam kejahatan hanya karena iman  
berpotensi menjadi benteng paling efektif untuk memperlambat penyimpangan seks. 

5. Pengetahuan agama yang rendah:

Terlebih lagi, di negara-negara mayoritas Menurut agama ini juga kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang agama   merupakan faktor internal yang mempengaruhi penampilan kaum homoseksual.  Pengetahuan agama memegang peranan penting sebagai benteng Pertahanan paling ideal untuk melatih diri sendiri membedakan mana yang  baik dan  mana yang bertentangan, haram dan halal dan sebagainya.


Berikut  beberapa informasi hak asasi manusia tentang LGBT di Indonesia (HAM): 

1. Penegakan hukum: Di Indonesia, belum ada undang-undang yang secara eksplisit melindungi hak-hak LGBT.
 Di sisi lain, beberapa wilayah yang menerapkan hukum Syariah mungkin menghukum individu karena orientasi seksualnya.


 2. Diskriminasi dan stigma: Kelompok LGBT seringkali menghadapi stigma  dan diskriminasi sosial di berbagai bidang kehidupan, termasuk pekerjaan, pendidikan dan layanan medis. Hal ini menciptakan lingkungan yang berbahaya bagi mereka.


 3. Kekerasan: Laporan kekerasan terhadap kelompok LGBT meningkat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk  pelecehan dan penyerangan.


 4. Kesulitan mengakses layanan kesehatan: Banyak kelompok LGBT yang kesulitan  mengakses layanan kesehatan yang ramah dan tidak diskriminatif, terutama terkait  kesehatan reproduksi dan mental.


 5. Advokasi hak asasi manusia: Meskipun terdapat tantangan besar, masih ada sejumlah LSM yang memperjuangkan hak-hak LGBT di Indonesia, berupaya meningkatkan kesadaran dan memperjuangkan perlindungan hukum di Perancis.


 6. Persepsi masyarakat: Survei menunjukkan bahwa banyak masyarakat di Indonesia yang berpandangan negatif terhadap LGBT, yang seringkali dipengaruhi oleh norma sosial dan agama.


 7. Konflik Sosial: Pemberitaan media yang sensasional seringkali meningkatkan ketegangan di kalangan komunitas LGBT hingga berujung pada konflik sosial di masyarakat.


 8. Kampanye Penyadaran: Sejumlah inisiatif telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan hak-hak LGBT, namun seringkali mendapat tentangan dari kelompok konservatif.


LGBT di Indonesia merupakan tantangan besar yang memerlukan perhatian penuh dari semua pihak. Menghormati hak asasi setiap individu, termasuk kelompok LGBT, sangatlah penting. Meski demikian, bukan berarti mengabaikan nilai-nilai agama yang dianut mayoritas masyarakat. Solusi idealnya adalah menemukan titik temu antara keduanya melalui dialog terbuka dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Dosen Pengampu :

Dr.(Cand) Nika Saputra S.AP.,S.IP.,M.A.P
Dr. Roni Ekha Putera, S.IP,M.PA

Daftar Pustaka

Febby Shafira Dhamayanti (2022).Pro-Kontra Terhadap Pandangan Mengenai LGBT Berdasarkan Perspektif HAM, Agama, dan Hukum di Indonesia Pros and Cons of Views on LGBT Based on the Perspective of Human Rights, Religion, and Law in Indonesia: Universitas Negeri Semarang.

Erik Purnama Putra(2023).Makin Berani, Sekelompok Pemuda Gelar Aksi di Monas Kibarkan Bendera Pelangi.

Reza Leonindya Nur Chaecyandini(2018).LGBT, Faktor Penyebab, Dampak Dan Cara Mengatasinya:London School of Public Relation. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun