B. Rukun dan Syarat Jual Beli Istishna
Dalam akad jual beli Istishna, terdapat rukun dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat. Berikut adalah rukun dan syarat-syarat yang umumnya terdapat dalam jual beli Istishna:
Rukun Jual Beli Istishna:
- Al-Mustashni': Pihak yang memesan atau meminta barang atau proyek khusus dalam akad Istishna disebut sebagai Al-Mustashni'.
- Al-San'i: Pihak yang melakukan pembuatan atau produksi barang atau proyek khusus sesuai dengan pesanan disebut sebagai Al-San'i.
Al-Masnu': Barang atau proyek khusus yang dipesan oleh Al-Mustashni' dan diproduksi oleh Al-San'i disebut sebagai Al-Masnu'.
Rincian dan Spesifikasi: Rincian dan spesifikasi mengenai barang atau proyek khusus yang dipesan harus jelas dan disepakati oleh kedua belah pihak dalam akad Istishna.
Syarat-syarat Jual Beli Istishna:
- Kesepakatan Para Pihak: Terdapat kesepakatan antara Al-Mustashni' (pemesan) dan Al-San'i (produsen) mengenai rincian dan spesifikasi barang atau proyek khusus yang dipesan, termasuk harga, kualitas, ukuran, waktu penyelesaian, dan lain-lain.
- Ketersediaan Bahan: Al-San'i harus memastikan ketersediaan bahan atau sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi barang atau proyek khusus yang dipesan dalam akad Istishna.
- Pembayaran: Pembayaran dalam akad Istishna harus ditentukan secara jelas, baik jumlah maupun jadwal pembayarannya. Pihak-pihak harus sepakat mengenai metode dan waktu pembayaran yang diatur dalam akad.
- Kepemilikan: Status kepemilikan atas barang atau proyek khusus yang dipesan akan ditentukan dalam akad. Hal ini harus dijelaskan dengan jelas apakah kepemilikan barang atau proyek tersebut akan beralih sejak awal atau setelah penyelesaian.
- Tanggung Jawab Terhadap Kerusakan: Pihak-pihak yang terlibat harus menetapkan tanggung jawab terhadap kerusakan atau kerugian yang terjadi selama proses produksi atau pengiriman barang atau proyek khusus yang dipesan.
- Kepastian Penyelesaian: Al-San'i harus memberikan jaminan atau kepastian terkait penyelesaian barang atau proyek khusus sesuai dengan pesanan yang diberikan oleh Al-Mustashni'.
- Kepatuhan Syariah: Seluruh akad jual beli Istishna harus mematuhi prinsip-prinsip syariah yang melarang riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi). Semua ketentuan dalam akad harus disusun secara adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Kesimpulan
- Jual beli Istishna merupakan salah satu bentuk pembiayaan dalam perbankan syariah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan barang atau proyek khusus yang tidak tersedia di pasaran atau membutuhkan produksi khusus.
- Dalam akad Istishna, terdapat rukun yang meliputi Al-Mustashni' (pemesan), Al-San'i (produsen), dan Al-Masnu' (barang atau proyek khusus). Rincian dan spesifikasi barang harus jelas dan disepakati oleh kedua belah pihak.
- Syarat-syarat dalam jual beli Istishna meliputi kesepakatan para pihak mengenai rincian dan spesifikasi barang, ketersediaan bahan, pembayaran, kepemilikan, tanggung jawab terhadap kerusakan, kepastian penyelesaian, dan kepatuhan syariah.
- Akad jual beli Istishna didasarkan pada prinsip-prinsip syariah yang melarang riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi). Semua ketentuan dalam akad harus mematuhi prinsip-prinsip syariah dan disusun secara adil.
- Pemerintah negara yang menerapkan sistem hukum Islam juga dapat mengeluarkan peraturan dan undang-undang yang mengatur pembiayaan syariah, termasuk Istishna, untuk memberikan landasan hukum yang jelas.
- Penting untuk merujuk pada peraturan dan panduan yang berlaku di negara yang bersangkutan serta berkomunikasi dengan bank syariah terkait untuk memahami detail dan ketentuan yang spesifik mengenai jual beli Istishna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H