Mohon tunggu...
Ahmad Akfiyan
Ahmad Akfiyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fresh graduated from governmental science

Someone who love poetry and tranquility

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masyarakat Pasca Ideologi

21 Juli 2022   15:57 Diperbarui: 21 Juli 2022   16:01 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Ilustrasi dari Disapride

Namun argumentasi ini merupakan asumsi atas fenomena yang sedang berlangsung. Pada abad ke 21 perubahan nilai-nilai ideologis menjadi bentuk kerja praktis memunculkan pertanyaan yang dilematis. 

Pertama, apakah nilai-nilai ideologis tersebut -dewasa ini ialah demokrasi liberal produk kapitalis- telah terjewantahkan dalam bentuk pragmatisme masyarakat yang tidak lain adalah manifestasi nilai-nilainya. Atau kedua, apakah nilai-nilai ideologis telah memudar akibat dari pragmatisme masyarakat ?.

 Dua pertanyaan kontradiktif ini telah menggambarkan perspektif yang muncul akibat fenomena peradaban yang tengah terjadi secara global. Akan tetapi muara dua pertanyaan tersebut berakhir pada era disrupsi yang mengantarkan masyarakat pada digitalisasi, dimana kemudahan informasi, komunikasi, teknologi dan proses yang singkat menciptakan apatisitas untuk menelaah beragam nilai-nilai universal. 

Maka yang menjadi persoalan ialah, apakah benar nilai-nilai ideologis itu telah termanifestasi dalam bentuk kerja praktis atau justru semakin memudar dan sudah kehilangan relevansinya dengan kondisi zaman.

Post Ideologi

Istilah ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy, seorang warga negara Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy, ideologi ialah 'science of ideas' suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional. Dalam perkembangannya, istilah ideologi semakin populer dengan berbagai narasi gagasan yang disampaikan sebagai solusi atas situasi dan kondisi yang tengah menjadi problem peradaban.

Berbagai macam ideologi yang muncul kemudian menjadi panutan berbagai negara seperti Kapitalisme, Komunisme, Fasisme, Nasionalisme, Sosialisme dan lain sebagainya. Dengan dalih kebenaran ideologis serta latar belakang untuk terus mempertahankan eksistensi ideologi setiap negara, perseteruan antar ideologi meletus dengan dimulainya perang dunia pertama dan perang dunia kedua yang membawa banyak kehancuran bagi umat manusia.

Dunia akhirnya dihadapkan dengan dua ideologi raksasa sebagai pemenang perang, yang membelah negara-negara dunia menjadi dua kubu selama perang dingin berkecamuk, yakni Kapitalisme sebagai blok barat dan Komunisme sebagai blok timur. 

Perseteruan dua ideologi besar dunia terus berlanjut dengan berbagai macam propaganda, agitasi maupun kompetisi sains dan teknologi sebagai ajang unjuk kekuatan. Namun pada akhir abad ke 20, Uni Soviet yang diklaim sebagai kejayaan dan kesuksesan komunisme dalam membangun sistem negara akhirnya harus tumbang sehingga blok barat yang mewakili kapitalisme tampil sebagai pemenang perseteruan ideologi dunia.

Era baru kemenangan kapitalisme memunculkan banyak sekali persepsi terutama dari kalangan cendekiawan. The End of Ideologi karya Daniel Bell ataupun The End of History dari Francis Fukuyama seakan mengungkapkan bahwa dunia telah mencapai klimaks. Kapitalisme yang tetap eksis digadang-gadang telah menjadi solusi atas problem peradaban dunia sehingga gambaran atas dunia kedepan adalah kemajuan dibawah kapitalisme global. 

Mengenai benar atau tidaknya pendapat mereka, maupun pertanyaan apakah teori mereka masih relevan atau sudah terpatahkan. Penulis tidak hendak membahas mengenai hal tersebut, tetapi pada implikasi sistem kapitalisme, bahwa negara-negara dunia beserta masyarakat saat ini tengah mengalami disrupsi yang dibawa oleh kemajuan sains dan teknologi hingga pragmatisme masyarakat mencuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun