Mohon tunggu...
Ahmad Rhoma Akbar
Ahmad Rhoma Akbar Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan - Pengendara Sepeda Motor - Pengendara Roda Empat - Mencoba Menulis Ringan

--oOo-- Akuntan Itu Tidak Membosankan --oOo---

Selanjutnya

Tutup

Music

Menakar Sustainability Karya-karya Ahmad Dhani Melalui Analisa Data Kuantitatif Platform Music Streaming Spotify

16 Maret 2023   18:44 Diperbarui: 16 Maret 2023   22:52 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data-data DEWA 19 menunjukkan hubungan yang konsisten dan berbanding lurus. Jumlah follower berbanding lurus dengan engagement rate.

Selanjutnya penulis melakukan scoring untuk mendapatkan perbandingan dan peringkat antara keenam band ini sebagai gambaran awal mengenai tingkat sustainability yang dihasilkan dari korelasi antara jumlah followers, interaksi followers dan keterikatan mereka dengan karya-karya musik dari musisi yang mereka follow.

Berikut adalah tabel scoring data pendengar keenam band ini di platform Spotify.

  

 Tabel 4 – Scoring data follower Sheila On 7, Dewa 19, Padi, Noah, Slank dan Gigi di platform Spotify      

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Tabel di atas menunjukkan Dewa 19 ada di urutan pertama dengan total score 25, diikuti oleh Sheila On 7 dengan total score 22, kemudian diikuti oleh Noah (21), Padi (16), Gigi (12) dan Slank (9).

DEWA 19 menunjukkan konsistensi dan hubungan yang berbanding lurus antara jumlah follower dengan engagement rate. Salah satu kesimpulan yang mungkin bisa diambil adalah bahwa karya-karya yang dihasilkan, konsep, branding dan hal-hal lain terkait dengan aktivitas seni dan manajemen band ini telah tepat dan efektif, paling tidak sampai dengan saat ini untuk membuat para followernya terikat dengan lagu-lagu band ini.

Secara umum hasil karya keenam band ini masih memiliki sustainability yang baik setidaknya hingga saat ini. Kita sedang membicarakan lagu-lagu yang diciptakan dua sampai tiga dekade yang lalu dan masih aktif didengarkan hingga saat ini.

Dan ini bukanlah hal yang mudah, mengingat musik adalah sebuah produk sekaligus instrumen sosial yang dipengaruhi budaya dan perubahan tata nilai, teknologi yang selalu berkembang, kebiasaan-kebiasaan baru yang dapat mempengaruhi preferensi dan prioritas orang untuk menikmati musik. Frekuensi orang mendengarkan musik saat ini mungkin jauh lebih rendah dibandingkan dua puluh tahun yang lalu karena alternatif media untuk memenuhi kebutuhan hiburan pada saat ini lebih banyak. Orang mungkin menghabiskan waktu lebih lama untuk membuka Tiktok dan Instagram dibandingkan mendengarkan musik.

Selain faktor sosial, dalam beberapa hal faktor biologis pun dapat mempengaruhi sustainability karya seni. Faktor usia, kesehatan dan perubahan fisik dapat mempengaruhi preferensi pendengar musik. Sebagai contoh 25 tahun lalu saya menggemari band bergenre alternative rock dan grunge semacam Nirvana, Silverchair, Pearl Jam, Live atau Smashing Pumpkin. Dalam seminggu saya bisa beberapa kali memutar ulang lagu band-band ini selama perjalanan pulang sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun