30 Tahun Melintasi Generasi dan Zaman
Konser bertajuk “Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya DEWA 19” merupakan bagian dari rangkaian tour 30 Tahun DEWA 19 Berkarya untuk merayakan 30 tahun DEWA 19 berkarya di kancah musik Indonesia. Konser ini seharusnya digelar pada bulan November tahun lalu, namun ditunda karena kendala perijinan. Berdasarkan pemberitaan di beberapa media massa, Polda Metro Jaya baru mengeluarkan ijin untuk konser pada tanggal 3 Februari 2023 atau H-1 sebelum tanggal pelaksanaan konser.
Dengan rentang karir yang cukup panjang selama 30 tahun dan setiap albumnya mendapatkan respon positif dari pasar, Dewa 19 memiliki penggemar baru di setiap dekade karirnya. Sehingga selama 30 tahun berkarir Dewa 19 memiliki penggemar dengan rentang usia yang berbeda. Album-album Dewa 19, Format Masa Depan, Terbaik Terbaik dan Pandawa Lima dirilis selama dekade 90-an. Selanjutnya album Bintang Lima, Cintailah Cinta, Laskar Cinta dan Republik Cinta dirilis selama dekade 2000-an.
Tentunya akan sangat menarik untuk membedah demografi penggemar DEWA 19 yang terakumulasi dari rentang karir yang aktif dan progresif serta eksis di setiap dekade selama 30 tahun terakhir. Faktor usia, sosial ekonomi, minat atau selera lagu, serta faktor kondisi lingkungan, budaya, teknologi dan trend di setiap dekade yang membentuk demografi penggemar DEWA 19.
Sekelompok pemuda yang duduk di sebelah saya rata-rata berusia pertengahan 30 tahun tiba-tiba histeris dan bersukaria ketika formasi album Bintang Lima naik ke atas panggung, setelah sebelumnya hanya menikmati konser dengan sing along tanpa histeria. Ya, dari rentang usianya mereka beranjak menjadi remaja ketika Dewa 19 aktif dengan formasi Bintang Lima.
Konser ini juga serasa menjadi tontonan keluarga. Sederet bangku di depan saya di-book full satu keluarga, ayah, ibu dan 4 anaknya yang sudah remaja. Mereka sekeluarga menikmati konser dan familiar dengan lagu-lagu DEWA 19 walaupun memiliki rentang usia yang berbeda. Dan tentu saja banyak penonton yang hadir bersama pasangannya. Ya, karena karya DEWA 19 didominasi dengan lagu-lagu cinta.
Pembahasan mengenai demografi ini tentu akan lebih menarik lagi jika melihat dari faktor lain, misal genre musik. Setiap genre musik biasanya memiliki fashion style yang identik, baik artis maupun fans-nya. Genre punk identik dengan jaket kulit, rambut mohawk, sepatu boot, rantai, celana jeans ketat. Dan keidentikan ini akan konsisten kapan pun. Fashion style penggemar band punk saat ini sama dengan style pada 10 atau 20 tahun yang lalu. Contoh lain misal penonton band metal biasanya hadir ke konser dengan serba hitam dengan gambar darah, tengkorak dan celana jeans robek.
Jika kita melihat diskografi DEWA 19, warna musik band ini selalu berubah di setiap albumnya mulai pop, jazz rock, progressive rock dan mulai lebih konsisten dengan nuansa rock sejak album Bintang Lima. Mungkin tidak adanya satu genre yang identik dengan musik DEWA 19 menjadi salah satu faktor tidak adanya identitas fashion penggemar DEWA 19.
Penonton yang datang ke konser ini mengenakan fashion yang tidak hanya mewakili satu genre musik saja. Satu-satunya hal yang identik adalah t-shirt DEWA 19. Tidak ada istilah salah kostum saat datang ke konser-konser DEWA 19, kecuali beberapa konser yang telah dikonsep secara khusus seperti konser DEWA 19 - A Night at the Orchestra yang mengharuskan penonton berpakaian rapi layaknya menonton pertunjukan orkestra.
Lagu-lagu DEWA 19 didominasi lagu cinta. Lirik lagu cinta seringkali menjadi inspirasi atau soundtrack kehidupan yang menemani perjalanan hidup kita. Hits lagu-lagu cinta yang terakumulasi selama 30 tahun berkarir membuat DEWA 19 memiliki stock lagu cinta yang multiperspektif dan tidak hanya relevan dari sudut pandang pria hanya karena lagu-lagu tersebut dinyanyikan oleh vokalis pria.
Lagu cinta DEWA 19 tidak melulu pernyataan cinta, rayuan atau buaian pria kepada wanita. Namun relevan untuk dilihat dari perspektif baik pria maupun wanita. Berbagai suasana percintaan pun diakomodir oleh lagu-lagu cinta karya DEWA 19.
Sedang kangen, patah hati karena cinta yang tak berbalas, menjadi budak cinta karena tak bisa berpaling ke sosok yang lain, bahkan arogansi bisa menaklukkan orang yang tidak mencintai kita pun diakomodir dengan gagah namun indah oleh DEWA 19 lewat lagu Risalah Hati. Faktor multiperspektif ini menjadikan lagu-lagu DEWA 19 relate untuk pria dan wanita, sehingga penggemar DEWA 19 tidak didominasi oleh hanya satu gender pria atau wanita.
Dengan karir selama 30 tahun DEWA 19 telah melintasi 3 dekade generasi dan zaman membuat band ini tidak hanya mengakumulasi karya-karyanya menjadi hits, namun juga mengakuisisi penggemar-penggemar baru dari setiap dekade. Sehingga menonton konser kali ini tidak terasa seperti sedang reuni dalam konser nostalgia, namun terasa seperti sedang menonton konser live band yang sedang naik daun dan berada di puncak karirnya.
Puncak Abadi Para Baladewa
Konser ini seakan menjadi ritual pamungkas bagi para Baladewa (sebutan penggemar band DEWA 19) karena konser ini memberikan suguhan spesial bagi para Baladewa yang menghadirkan seluruh personil band yang terlibat dalam rekaman sejak album pertama hingga album terakhir. 4 vokalis dan 5 orang drummer ditampilkan dalam konser ini, minus almarhum Erwin (eks basis) dan Ronald Fristianto, drummer Dr. PM dan eks drummer GIGI, yang mengisi part drum di beberapa lagu di album kedua DEWA 19 bertajuk Format Masa Depan.
Konser ini berdurasi kurang lebih 3,5 jam yang dimulai pada pukul 20.00 WIB. Total 37 lagu dibawakan dalam konser ini, termasuk 5 lagu yang dibawakan oleh penampilan bintang tamu antara lain ketiga putra Ahmad Dhani yang tergabung dalam band the Lucky Laki, duet Elvy Sukaesih dan Mulan Jameela dan featuring Andre Taulany. Setlist lengkap dari konser ini saya cantumkan di bagian akhir tulisan ini.
Konser dibuka dengan lagu Angin yang dibawakan oleh Dewa 19 featuring Virzha. Tempo yang cepat pada lagu ini seakan membantu penonton meledakkan sukaria yang sempat tertahan karena konser tertunda 1 jam dari jadwal yang seharusnya. Agung, drummer Dewa 19 saat ini, membantu memompa sukaria penonton dengan keluar dari pattern drum asli versi rekaman lagu ini dengan menambahkan beat dengan bass drum. Agung seakan tidak ingin double bass drum hanya menjadi pajangan gagah di atas panggung.
Selanjutnya formasi Dewa 19 featuring Virzha dan Ello, baik solo maupun duet membawakan 14 lagu lawas sebagian besar dari album Cintailah Cinta dan Laskar Cinta, dan beberapa lagu dari album lain seperti Aspirasi Putih, Restu Bumi, Tak Akan Ada Cinta Yang Lain, Sudah dan Juliette yang merupakan lagu baru yang dirilis pada tahun lalu. Sebagian besar lagu yang dibawakan telah diaransemen ulang dan dengan vibe lebih elektronik dan kekinian, pas dengan karakter vokal dari Virzha dan Ello.
Perubahan aransemen dilakukan dengan penambahan sampling dan bunyi-bunyian synthesizer. Saya bersyukur tidak banyak perubahan pada isian gitar oleh Andra Ramadhan, karena isian gitar Andra sangat melodius dan menjadi bagian dari nyawa lagu-lagu DEWA 19. Melodi gitar Andra Ramadhan seakan menjadi bagian dari lirik lagu-lagu DEWA 19. Pendengar bahkan bisa menebak judul lagu DEWA 19 hanya dari intro gitar.
Pada sesi pertama ini Vokal Virzha dan Ello dapat mencapai nada-nada tinggi dari lagu-lagu yang aslinya dibawakan oleh Once sekaligus membuktikan DEWA 19 tidak salah memilih mereka sebagai vokalis featuring di konser-konser DEWA 19. Ello yang sudah lebih dahulu terjun ke industri musik terlihat lebih luwes berinteraksi seakan tidak berjarak dengan penonton.
Pertengahan konser diisi dengan penampilan duet Elvy Sukaesih dan Mulan Jameela yang membawakan lagu berjudul Bimbang yang pernah dipopulerkan oleh Elvy Sukaesih. Sayang sekali suara vokal keduanya tidak terdengar jelas dari tribun timur tempat saya duduk.
Namun strumming gitar Andra untuk memberikan efek kocokan gitar khas lagu dangdut, bas dari Yuke dan drum dari Agung terdengar sangat jelas. Selanjutnya tampil the Lucky Laki yang membawakan 3 lagu dan ditambah kehadiran Zavi, putra dari Andra Ramadhan, di lagu ketiga Aku Bukan Superman.
Selanjutnya tampil formasi Bintang Lima dengan Once sebagai vokalis dan Tyo Nugros pada drum yang membawakan enam lagu dari album Bintang Lima, Cintailah Cinta dan Republik Cinta. Tyo Nugros memainkan drum untuk empat lagu, sedangkan permainan drum dua lagu lain, yaitu Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia dan Dewi dibawakan oleh Agung. Shownmanship seorang Once memang menunjukkan kaliber seorang vokalis yang biasa menaklukkan panggung megah.
Saya tidak tahu apakah ada perubahan setting sound system, karena di sesi konser kali ini suara vokal Once terdengar jelas kata per kata dari tribun tempat saya duduk. Koor penonton tidak menutupi suara vokal Once. Padahal sepertinya koor penonton lebih histeris dibandingkan sesi konser sebelumnya.
Di sesi terakhir tampil formasi sebelum album Bintang Lima dengan Ari Lasso sebagai vokalis membawakan delapan lagu, termasuk lagu Hampa dari album solo Ari Lasso untuk memenuhi request dari Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Ari Lasso menunjukkan kharismanya di atas panggung. Dalam khazanah STAR WARS, Ari Lasso ibarat Yoda, Master Jedi paling bijaksana dan mampu mengendalikan pikiran orang lain. Ya, dengan kharismanya Ari Lasso seakan mampu mengendalikan puluhan ribu penonton yang memenuhi JIS. Pada sesi ini pun vokal Ari Lasso terdengar sangat jelas, sama dengan sesi Once.
Pada sesi terakhir inilah konser seakan menjadi Puncak Abadi para Baladewa. Lagu-lagu sakral seperti Kangen dari album Dewa 19, Aku Milikmu dari album Format Masa Depan dan Kirana dari album Pandawa Lima dibawakan oleh drummer asli dari masing-masing album. Wasan Juniarso drummer album pertama, Rere Reza drummer album kedua dan ketiga dan Wong Aksan drummer album keempat tampil pada sesi ini. Saya rasa akan sulit untuk menemukan satu di antara puluhan ribu penonton yang semasa hidupnya pernah menyaksikan konser live DEWA 19 dengan formasi tiap drummer-drummer ini. Rata-rata drummer di album-album awal DEWA 19 hanya seumur jagung.
Suasana gayeng antar personil DEWA 19 dari formasi album pertama hingga terakhir yang ditampilkan di atas panggung seakan menghilangkan cerita hiruk pikuk keretakan dan isu bubar di balik gonta ganti personil yang diberitakan di media massa di masa lalu. Jika Erwin, bassist, masih hidup mungkin akan dihadirkan juga ke atas panggung pada konser ini.
Konser ditutup dengan lagu sejuta umat, Separuh Nafas, yang dibawakan oleh keempat vokalis. Sampai disini DEWA 19 telah berhasil me-recap dan mempresentasikan karya mereka selama 30 tahun berkarir kepada para stakeholder. Menghasilkan karya seni yang bisa dinikmati dan dijual, estetis, menghibur dan menginspirasi. 70.000 penonton di JIS bergermbira, bersukaria dan bernyanyi bersama selama 3,5 jam penuh. DEWA 19 telah menjadikan dunia ini lebih indah bagi para penggemarnya. Menemani langkah mereka yang sedang patah hati dengan Pupus, menguatkan hati mereka yang sedang mengalami kegagalan hidup dengan Hadapi dengan Senyuman.
Jalan Kita Masih Panjang
Sangat disayangkan konser ini diwarnai dengan berbagai kondisi yang kurang membuat nyaman penonton seperti masalah sound terutama di sesi awal konser, masalah penumpukan massa penonton pasca konser selesai.
Dari kondisi JIS yang saya lihat pada saat menukarkan tiket pada H-2, saya sadar akan potensi masalah penumpukkan massa. Hal ini saya simpulkan dari belum selesainya finishing area parkiran dalam Gedung JIS. Akses jalan ke JIS yang masih in progress, sebagian sudah dibeton namun di sekitarnya masih berupa tanah gundukan. Sampai di sini saya masih berpikiran positif, karena berdasarkan himbauan melalui akun sosial media promotor penyelenggara, parkir kendaraan hanya boleh dilakukan di kantong-kantong parkir di luar JIS.
Untuk sepeda motor di RSPI Sulianto Saroso, Universitas 17 Agustus 1945 dan D’Arcici Hotel Sunter yang terletak dalam radius sekitar 500m-2km dari pintu masuk JIS. Sedangkan tempat parkir untuk mobil adalah di Ancol yang berjarak kurang lebih 3km dan JI Expo Kemayoran yang berjarak kurang lebih 5km. Mobilisasi penonton yang parkir di Ancol dan JI Expo Kemayoran difasilitasi oleh penyelenggara dengan 150 armada bus. Jadi seharusnya, walaupun akses jalan masih in progress namun masih cukup untuk dilewati pejalan kaki yang menuju kantong-kantong parkir.
Sayang sekali banyak penonton yang mengabaikan himbauan parkir ini. Pada hari H ratusan kendaraan parkir di area yang seharusnya bersih dari kendaraan parkir. Sehingga mengganggu mobilitas bus yang mengangkut penonton, juga memakan jatah yang seharusnya menjadi jalur pejalan kaki.
Sayangnya tidak ada tindakan pencegahan yang dilakukan oleh penyelenggara untuk membersihan area ini dari parkir kendaraan. Sehingga puluhan ribu penonton yang berjalan kaki harus berjuang mencari jalan di sela-sela kendaraan yang parkir dan berhadapan dengan bus-bus yang tertahan karena sebagian jalan habis dipakai kendaraan yang parkir sembarangan. Terkadang mereka yang patuh terhadap himbauan serasa dijadikan lelucon bodoh oleh para pelanggar yang tidak ditindak tegas.
Seperti diberitakan di beberapa media massa, konser ini membuka mata perlunya perbaikan infrastruktur pendukung untuk menjadikan JIS sebagai venue yang layak untuk penyelenggaraan event terutama yang melibatkan penonton dalam jumlah besar. Juga menjadi catatan bagi pihak promotor penyelenggara untuk memperbaiki masalah sound system, area parkir, mobilisasi massa, ticketing dan lain-lain.
Jalan masih panjang masih ada waktu tersisa untuk menampilkan sisa rangkaian konser 30 Tahun Berkarir di kota-kota lain dengan sempurna.
Setlist Konser Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya DEWA 19 di Jakarta International Stadium
Berikut adalah setlist yang dibawakan pada konser Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya DEWA 19 di JIS:
- Angin – Dewa 19 featuring Virzha
- Arjuna – Dewa 19 featuring Virzha & Ello
- I Want to Break Free - Dewa 19 featuring Virzha & Ello
- Restu Bumi – Dewa 19 featuring Virzha & Ello
- Cinta Gila – Dewa 19
- Juliette - Dewa 19 featuring Ello
- Aspirasi Putih – Dewa 19 featuring Ello
- Tak Akan Ada Cinta yang Lain - Dewa 19 featuring Ello
- Sudah - Dewa 19 featuring Ello
- Pangeran Cinta - Dewa 19 featuring Virzha
- Selimut Hati - Dewa 19 featuring Virzha
- Larut - Dewa 19 featuring Virzha
- Lagu Cinta - Dewa 19 featuring Virzha
- Hadapi dengan Senyuman - Dewa 19
- Aku Sedang Ingin Bercinta - Dewa 19 featuring Elvy Sukaesih
- Pupus - Dewa 19 featuring Virzha
- Bimbang – Dewa 19 featuring Elvy Sukaesih & Mulan Jameela
- Aku Cinta Kau dan Dia - Dewa 19
- Sahabat – the Lucky Laki
- Munajat Cinta – the Lucky Laki
- Aku Bukan Superman – the Lucky Laki
- Roman Picisan - Dewa 19 featuring Once
- Perempuan Paling Cantik - Dewa 19 featuring Once
- Dewi - Dewa 19 featuring Once
- Kosong - Dewa 19 featuring Once
- Cemburu - Dewa 19 featuring Once
- Risalah Hati - Dewa 19 featuring Once
- Cintakan Membawamu - Dewa 19 featuring Ari Lasso
- Elang - Dewa 19 featuring Ari Lasso
- Hampa - Dewa 19 featuring Ari Lasso
- Aku Disini Untukmu - Dewa 19 featuring Ari Lasso
- Mungkinkah - Dewa 19 featuring Andre Taulany
- Tangis Terakhir - Dewa 19 featuring Ari Lasso
- Kirana - Dewa 19 featuring Ari Lasso
- Aku Milikmu - Dewa 19 featuring Ari Lasso
- Kangen - Dewa 19 featuring Ari Lasso
- Separuh Nafas - Dewa 19 featuring Ari Lasso, Once, Virzha & Ello
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H