Mohon tunggu...
Afwan Anwaruddin
Afwan Anwaruddin Mohon Tunggu... Lainnya - Pengguna Baru Lulusan BK

Belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebatang Rokok di Atap

29 Maret 2021   16:36 Diperbarui: 29 Maret 2021   16:45 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"sendirian?"

"iya, memangnya kenapa?"

"selalu sendiri?"

"biasanya begitu. Tapi kali ini tidak. Ada kamu kan?"

"kalau nanti kamu mau pergi lagi, kutemani boleh? Biar ngga sendirian"

Lelaki itu hanya menjawab dengan senyuman. 

Sekarang mereka duduk. Jauh dari pagar tempat mereka berdiri. Matahari semakin jauh. Warnanya jauh lebih merah dari sebelumnya. mereka masih memandangi semuanya dengan tanpa banyak gerak. Kali ini si lelaki mencicipi jajan. Perempuan itu menawarkannya lebih dulu. Melihat itu aku menyadari bahwa aku cemburu. Mungkin bukan tentang berpasangan, bukan juga jajan yang dibagi sebagai kebersamaan dan kemesraan. Aku cemburu sebab ketenangan. 

Aku cemburu pada kebahagiaan. Ya, itu. Aku merindukan itu. Dunia telah lama merenggut ketenangan dan kebahagiaan. Atau aku yang telah menggadaikan keduanya demi uang? Kesibukan memakan waktu. Aku jarang berkumpul dengan keluargaku sendiri. Aku juga ingin menemani mereka dengan waktu yang panjang. Untunglah dua hari ini aku libur. Jadi aku bisa menemani mereka. Aku juga bisa merokok lebih banyak dari biasanya sekalipun gerutu harga rokok tetap keluar dari mulut. Istriku sedang berbelanja di dalam. Aku ijin merokok sebentar. Sejak keluar pintu atap, aku sudah melihat mereka berdua.

Dua manusia yang sedang menikmati sore. Kalau boleh kutebak, si lelaki sedang pusing dengan keadaannya. Mungkin kerjaannya sedang kacau lalu ditegur bos dan mendapatkan SP. Atau mungkin ia kesepian sejak lama tapi tak bisa mengungkapkan.

Ponselku berdering dengan intro  dari Frank Sinatra.  Istriku menelepon.

"Iyaa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun