Mohon tunggu...
Ahmad Adriansyah
Ahmad Adriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa fakultas kedokteran universitas airlangga

memiliki hobi traveling untuk menambah pengetahuan serta pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rekam Medis Elektronik: Menjembatani Etika dan Teknologi Dalam Pengobatan Personalisasi

3 Januari 2025   01:34 Diperbarui: 3 Januari 2025   01:34 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana memastikan privasi pasien tetap terjaga saat teknologi mengambil alih dunia medis? Bisakah etika dan teknologi berjalan seiring? 

Rekam Medis Elektronik: Menjembatani Etika dan Teknologi dalam Pengobatan Personalisasi 

 

Di era digital saat ini, perkembangan teknologi informasi semakin mempengaruhi berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan. Salah satu inovasi yang signifikan adalah penggunaan rekam medis elektronik (RME) yang menggantikan rekam medis manual tradisional. Penggunaan RME ini memungkinkan akses data medis yang lebih cepat, akurat, dan terorganisir. Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul tantangan besar dalam hal etika, terutama dalam konteks pengobatan personalisasi. Pengobatan personalisasi, yang bertujuan memberikan perawatan yang lebih sesuai dengan karakteristik individu pasien, membutuhkan data medis yang lengkap, terintegrasi, dan sangat sensitif. Artikel ini akan membahas bagaimana jejak digital dalam rekam medis elektronik mempengaruhi etika pengobatan personalisasi, serta tantangan yang harus dihadapi oleh tenaga medis dan penyedia layanan kesehatan. 

Rekam medis elektronik (RME) adalah sistem digital yang digunakan untuk mencatat riwayat medis pasien secara terkomputerisasi. RME menggantikan catatan medis berbasis kertas yang sering kali sulit diakses, rawan hilang, dan rentan terhadap kesalahan manusia. Dengan adanya RME, dokter dan tenaga medis lainnya dapat mengakses informasi pasien dengan cepat dan akurat. Hal ini penting dalam konteks pengobatan personalisasi, yang bertujuan untuk merancang perawatan kesehatan berdasarkan faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan masing-masing pasien. 

Potensi RME Dalam Pengobatan Personalisasi

RME memungkinkan pengumpulan dan analisis data secara menyeluruh tentang kondisi kesehatan pasien. Dengan lebih banyak informasi, dokter dapat mengambil keputusan yang lebih tepat sasaran dan terinformasi. RME memiliki banyak manfaat dalam pengobatan personalisasi, seperti:  

* Akses Cepat ke Data Pasien Ini memungkinkan akses cepat dan mudah ke informasi medis pasien, yang memungkinkan dokter meresepkan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini 

* Pengurangan Kesalahan Data Sistem RME memastikan bahwa keputusan klinis didasarkan pada data yang akurat karena mengurangi risiko kesalahan input data dan duplikasi informasi yang sering terjadi pada rekam medis konvensional.

 * Kolaborasi Antara Tenaga Medis memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara tenaga medis dan dokter, memungkinkan mereka bekerja sama untuk membuat rencana perawatan yang lebih khusus

* Pengurangan Kesalahan Data dikombinasikan dengan data genomik untuk memberikan saran pengobatan yang lebih sesuai berdasarkan profil genetik pasien.

Privasi dan Keamanan

Data merupakan salah satu masalah utama yang timbul dari penggunaan RME adalah perlindungan data pasien. Data medis mengandung informasi pribadi yang sangat sensitif, termasuk riwayat kesehatan, hasil tes genetik, bahkan informasi mental dan emosional. Jika data ini jatuh ke tangan yang salah, seperti peretas atau pihak yang tidak berwenang, bisa berdampak buruk pada pasien. Maka dari itu, masalah privasi dan keamanan data menjadi hal yang sangat krusial. 

Sistem RME harus dirancang dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi untuk mencegah akses tidak sah dan kebocoran data. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi, ancaman keamanan juga semakin canggih. Serangan siber dapat membahayakan kerahasiaan data pasien dan menimbulkan konsekuensi yang serius, baik bagi individu maupun institusi kesehatan. Selain keamanan data, isu etika lainnya yang perlu diperhatikan adalah kepemilikan data. Siapa yang memiliki hak atas data kesehatan pasien? Apakah pasien memiliki hak penuh untuk mengakses dan mengontrol datanya? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi semakin relevan dalam konteks pengobatan personalisasi, di mana data genetik memiliki nilai komersial yang tinggi. 

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, diperlukan regulasi yang komprehensif dan penegakan hukum yang tegas. Regulasi harus mengatur aspek-aspek seperti pengumpulan, penyimpanan, penggunaan, dan pembagian data pasien. Selain itu, perlu dibangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi data pribadi dan hak-hak pasien. Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) di Indonesia, misalnya, mewajibkan penyedia layanan kesehatan untuk menjaga kerahasiaan data pasien. Namun, meskipun sudah ada regulasi yang ketat, ancaman kebocoran data tetap ada, mengingat banyaknya pihak yang terlibat dalam sistem informasi medis, mulai dari rumah sakit hingga pihak ketiga yang menawarkan layanan teknologi kesehatan. Beberapa studi menunjukkan bahwa meskipun banyak rumah sakit yang telah mengadopsi sistem RME, tidak semua dari mereka memiliki infrastruktur keamanan data yang memadai. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medical Internet Research (2021) menunjukkan bahwa sistem RME yang rentan terhadap peretasan dapat mengakibatkan kebocoran data pribadi pasien yang sangat sensitif (Ravikumar et al., 2021). Dalam kesimpulan, jejak digital dalam RME merupakan realitas yang tidak dapat dihindari dalam era pengobatan personalisasi. Namun, dengan perencanaan yang matang, penerapan teknologi keamanan yang canggih, serta regulasi yang memadai, kita dapat memanfaatkan potensi RME untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan tanpa mengorbankan privasi dan keamanan data pasien.  

Kebijakan dan Regulasi

Regulasi yang jelas diperlukan mengenai penggunaan rekam medis elektronik untuk memaksimalkan manfaat RME sambil meminimalkan risiko etika. Di Indonesia misalnya, belum ada regulasi spesifik mengenai RME berbasis cloud meskipun potensi manfaatnya besar. Peraturan ini harus mencakup: 

* Standar keamanan Data menetapkan protokol keamanan untuk melindungi informasi medis pasien dari orang yang tidak berhak. 

* Pedoman Etika Penggunaan Data mengembangkan standar etika untuk penggunaan data pasien dalam praktik klinis dan penelitian. 

* Pelatihan Untuk Tenaga Medis tenaga medis harus mempelajari tentang penggunaan RME dan etika terkait untuk memastikan mereka memahami tanggung jawab mereka dengan baik.  

RME dapat meningkatkan kualitas perawatan kesehatan melalui pengobatan personalisasi jika digunakan dengan benar. Namun, penting untuk memperhatikan etika dan peraturan untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan aman dan adil bagi semua pasien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun