Sayyid Qutb: Dalam tafsirnya Fi Zilal al-Qur'an, Qutb menjelaskan bahwa Al-Qur'an adalah sumber utama yang memberikan pencerahan tentang hakikat kehidupan dan tujuan akhir manusia. Merujuk pada Al-Qur'an membantu umat Islam untuk menjaga integritas dan identitas keislaman mereka di tengah arus globalisasi dan sekularisasi.
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (QS. Al-Isra: 9)
Keilmuan dalam Islam harus selalu merujuk pada teks seperti Al-Qur'an dan Hadis karena kedua sumber ini dianggap sebagai wahyu ilahi dan pedoman hidup yang sempurna, sehingga menjadi landasan utama dalam menetapkan kebenaran dan hukum. Merujuk pada teks membantu menjaga keutuhan ajaran, mencegah distorsi, dan memastikan penerapan ajaran sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang asli. Selain itu, pendekatan ini memungkinkan pengembangan ilmu yang terstruktur dan metodis, serta mendukung proses ijma (konsensus ulama) dan qiyas (analogi) dalam hukum Islam
Â
Kesimpulan
Pertanyaan John Smith mengenai mengapa ilmu pengetahuan dalam Islam harus selalu berpedoman pada teks membuka wawasan tentang kedalaman dan kompleksitas epistemologi Islam. Berpedoman pada teks-teks suci seperti Al-Qur'an dan Hadis bukan sekadar tradisi, melainkan suatu keharusan untuk menjaga keutuhan, kebenaran, dan etika dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Para ulama dan cendekiawan Muslim telah menunjukkan bahwa teks-teks ini menyediakan dasar yang kokoh dan komprehensif untuk memahami dunia dan menjalani kehidupan yang bermakna. Dengan berpedoman pada teks, umat Islam tidak hanya menjaga warisan spiritual mereka tetapi juga memastikan bahwa ilmu yang mereka kembangkan tetap relevan dan bermanfaat bagi kemanusiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H