Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Membangun Atmosfer Kota Era 1930-an

1 Desember 2024   07:08 Diperbarui: 1 Desember 2024   13:59 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.imdb.com/title/tt0094226/

The Untouchables (1987) adalah sebuah film kriminal yang disutradarai oleh Brian De Palma dan diproduksi oleh Art Linson. Film ini terinspirasi dari kisah nyata tentang upaya pemerintah Amerika Serikat untuk menjatuhkan geng mafia yang dipimpin oleh Al Capone pada tahun 1930-an.

Dibintangi oleh Kevin Costner, Sean Connery, Robert De Niro, dan Andy Garca, film ini meraih kesuksesan besar di box office dan memperoleh beberapa nominasi serta penghargaan, termasuk Academy Award untuk kategori Aktor Pendukung Terbaik yang dimenangkan oleh Sean Connery.

Film ini mengikuti perjalanan Eliot Ness (Kevin Costner), seorang agen dari Treasury Department yang berusaha untuk menjatuhkan mafia Al Capone (Robert De Niro).

Dengan bantuan sejumlah orang terpercaya yang dikenal sebagai 'The Untouchables', ia berusaha memerangi kejahatan yang telah merajalela di Chicago. Dalam prosesnya, mereka menghadapi berbagai rintangan dari korupsi hingga kekerasan yang penuh risiko.

Sebagian besar pengambilan gambar dilakukan di Chicago, yang merupakan latar utama film ini. Meskipun demikian, beberapa adegan juga syuting di Toronto, Kanada, karena keterbatasan waktu dan anggaran. Lokasi Chicago yang kental dengan sejarah gangster sangat penting untuk menciptakan atmosfer era 1930-an, dan banyak tempat yang masih mempertahankan nuansa kota tersebut pada masa itu.

Salah satu tantangan besar adalah memadukan unsur sejarah dengan kebutuhan artistik. Hal ini membutuhkan penelitian yang mendalam tentang Chicago pada era 1930-an serta kehidupan gangster saat itu.

Selain itu, syuting di luar ruangan di kota besar seperti Chicago memunculkan tantangan logistik, termasuk manajemen kerumunan dan cuaca yang tidak selalu mendukung.

Banyak set yang dibuat untuk menggambarkan Chicago pada tahun 1930-an. Desain produksi film ini dipimpin oleh Richard Sylbert, yang dikenal atas kemampuannya dalam menciptakan set yang menghidupkan suasana kota besar tersebut. Proses ini melibatkan rekonstruksi bangunan tua dan penciptaan detail kecil yang membuat film terasa lebih autentik.

Kevin Costner sebagai Eliot Ness, walaupun dia sebelumnya dikenal dengan peran-perannya di film-film yang lebih ringan, berhasil menggambarkan sosok agen yang teguh dan berprinsip. Sean Connery berperan sebagai Jimmy Malone, seorang mantan polisi yang memberikan bimbingan kepada Ness.

Untuk peran ini, Connery berhasil memenangkan penghargaan Oscar untuk Aktor Pendukung Terbaik. Kevin Costner mengungkapkan bahwa ia sangat terkesan dengan teknik akting Connery yang penuh dengan pengalaman. Mereka berdua membangun ikatan yang sangat kuat di balik layar, yang akhirnya tercermin dalam chemistry yang luar biasa di layar.

Robert De Niro memainkan peran ikonik sebagai Al Capone. De Niro dikenal dengan teknik akting intensnya, dan peran ini adalah salah satu dari sekian banyak karakter jahat yang dia perankan sepanjang karirnya. Meskipun Robert De Niro memainkan Al Capone, banyak elemen karakter Al Capone di film ini yang diambil dari cerita nyata, seperti keberadaan geng yang mengendalikan bisnis ilegal di kota Chicago dan cara mereka beroperasi secara brutal.

Banyak adegan aksi dalam film ini melibatkan tembak-menembak dan perkelahian jarak dekat, yang memerlukan latihan intensif. Salah satu adegan yang paling terkenal adalah perkelahian di tangga, yang terinspirasi dari film klasik Battleship Potemkin (1925). Adegan ini merupakan salah satu momen visual paling ikonik dalam sejarah film Hollywood.

Senjata yang digunakan dalam film ini sangat autentik dengan era 1930-an. Banyak dari senjata tersebut adalah replika dari senjata asli yang digunakan oleh geng mafia pada masa itu. Senapan Tommy (Thompson Submachine Gun) adalah salah satu senjata yang paling sering digunakan dalam film ini.

Robert Richardson, sinematografer terkenal yang sebelumnya bekerja dengan Martin Scorsese, bertanggung jawab atas sinematografi film ini. Gaya pengambilan gambar yang dramatis dan pencahayaan yang kontras memberikan kesan visual yang kuat, yang memperkuat atmosfer tegang dan penuh bahaya dari film ini. Salah satu teknik yang digunakan dalam film ini adalah penggunaan close-up yang dramatis pada ekspresi wajah para karakter, terutama saat menghadapi situasi berbahaya atau tegang.

Ennio Morricone, komposer legendaris asal Italia, menulis musik untuk film ini. Musik Morricone dikenal karena kemampuannya menciptakan skor yang sangat mendalam dan penuh emosi. Skor untuk The Untouchables menjadi salah satu karya yang sangat dihargai dan berkesan, dengan alunan musik yang epik mengiringi momen-momen penting dalam cerita.

Film ini mendapatkan sambutan yang sangat positif dari kritikus dan penonton. Terlepas dari tema yang keras, karakter-karakter yang kompleks, dan adegan aksi yang brutal, The Untouchables berhasil memikat audiens dengan alur cerita yang kuat dan penggambaran yang mendalam tentang moralitas dan keadilan.

Proses syuting The Untouchables melibatkan banyak elemen teknis dan artistik yang disatukan dengan cermat untuk menciptakan film yang tidak hanya mendebarkan tetapi juga penuh dengan emosi dan dramatisme.

Dari pemilihan lokasi, desain set, hingga kehadiran pemain yang luar biasa, setiap bagian dari produksi film ini berkontribusi pada kesuksesannya yang bertahan hingga hari ini.

Sebagai salah satu film gangster terbaik sepanjang masa, The Untouchables tetap menjadi sebuah contoh dari pembuatan film yang penuh dedikasi dan kualitas tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun