Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejarah Sikat Gigi dan Penggunaan Siwak

23 November 2024   12:03 Diperbarui: 23 November 2024   12:05 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut adalah langkah-langkah menggunakan siwak dengan benar sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Pertama, pilih batang siwak yang masih segar, karena siwak yang segar mengandung lebih banyak zat aktif yang bermanfaat bagi kesehatan mulut. Batang siwak yang telah dikeringkan atau terlalu keras mungkin tidak efektif dan bisa merusak gusi.

Kedua, setelah memilih batang siwak yang tepat, potong ujung batangnya untuk mengeluarkan serat-serat halus. Kemudian, gunakan bagian serat ini untuk menyikat gigi dengan gerakan yang lembut dan perlahan. Gerakan menyikat yang keras dapat merusak gusi dan enamel gigi.

Ketiga, penggunaan siwak sangat dianjurkan sebelum melakukan sholat, karena kebersihan mulut adalah bagian dari kesempurnaan ibadah. Rasulullah SAW biasa menggunakan siwak sebelum sholat, baik pada siang maupun malam hari.

Keempat, setelah digunakan, simpan siwak di tempat yang bersih dan kering. Hindari menyimpannya di tempat yang lembab atau kotor, agar tetap terjaga kebersihannya. Ada beberapa langkah untuk menyimpan siwak dengan baik. Cuci siwak setelah digunakan, keringkan siwak, simpan di tempat yang kering dan bersih, hindari kontaminasi, simpan di tempat yang sejuk, dan periksa secara berkala. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, siwak akan tetap terjaga kebersihannya, kualitasnya, dan lebih tahan lama untuk digunakan kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun