Salah satu aspek unik dari Halloween adalah pengambilan gambar di lokasi nyata. Film ini diproduksi di California Selatan, sebagian besar di sekitar Los Angeles. Kota fiksi Haddonfield, tempat kejadian dalam film, sebenarnya adalah kawasan suburban kecil yang ada di sekitar Los Angeles. Penggunaan lokasi nyata, seperti rumah-rumah suburban yang terlihat biasa, menambah elemen ketakutan dalam film. Karena penonton merasa seolah-olah ini bisa terjadi di lingkungan mereka sendiri.
Dengan anggaran yang terbatas, sekitar $300.000, tim produksi harus bekerja keras mengoptimalkan setiap elemen dari produksi. Banyak aspek yang dihemat, seperti penggunaan aktor yang belum terkenal dan desain produksi yang sederhana. Film ini hanya membutuhkan waktu sekitar 20 hari untuk syuting, dengan banyak adegan yang dilakukan dengan cepat dan efisien. Anggaran terbatas juga memaksa tim untuk menggunakan alat-alat sederhana, seperti kamera pinhole dan teknik penyuntingan yang minim, yang justru menambah keaslian atmosfer horor yang diinginkan Carpenter.
Meskipun diproduksi dengan anggaran yang sangat rendah, film ini menjadi fenomenal di box office, menghasilkan lebih dari $70 juta di seluruh dunia, yang menjadikannya salah satu film dengan rasio pengembalian investasi tertinggi dalam sejarah perfilman. Keberhasilan Halloween memicu ledakan film-film slasher pada akhir 1970-an dan 1980-an, yang berfokus pada pembunuh bertopeng yang membunuh karakter-karakter muda. Halloween adalah contoh sempurna bagaimana keterbatasan anggaran dan sumber daya dapat memunculkan karya yang luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H