Karakter Drakula pertama kali muncul dalam novel Dracula karya penulis Irlandia, Bram Stoker. Ia mulai menulis Dracula pada tahun 1881 dan membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menyelesaikannya. Novelnya lalu diterbitkan pada tahun 1897. Dalam novel ini, Count Dracula digambarkan sebagai seorang vampir bangsawan asal Transylvania yang datang ke Inggris dengan tujuan mengubah seorang wanita muda, Mina Harker, menjadi vampir dan melanjutkan keturunannya di Inggris.
Meskipun Stoker yang mempopulerkan karakter Dracula, sosok vampir sendiri telah ada dalam berbagai mitos dan cerita rakyat sebelumnya. Namun, Dracula dalam karya Stoker menjadi arketipe vampir yang paling terkenal dalam sastra dan budaya populer, dan sejak itu banyak diadaptasi dalam berbagai bentuk media, termasuk film, teater, dan serial televisi.
Melihat kesamaan nama dari tokoh utama novel Dracula dan Vlad Tepes 'Dracula', maka tidak diragukan lagi kalau Bram Stoker memang mengambil nama itu dari tokoh sejarah asli. Dialah Vlad III, pangeran Wallachia (atau dalam bahasa Rumania, 'Valahia'), sebuah wilayah yang berbatasan dengan sungai Danube di selatan, yang memisahkannya dari negara-negara seperti Bulgaria. Di sebelah utara, Wallachia berbatasan dengan wilayah Transylvania dan Moldavia. Kini Wallachia menjadi bagian dari negara modern Rumania dan terdiri dari beberapa provinsi seperti Bucureti (ibu kota Rumania), Prahova, dan Dmbovia.
Vlad III bergelar Dracula, artinya 'Anak Naga'. Karena ayahnya, Vlad II, bergelar Dracul alias Sang Naga. Hal ini karena Vlad II adalah anggota Ordo Naga yang didirikan oleh Sigismund dari Luksemburg untuk mempertahankan Kekaisaran Romawi Suci dan menegakkan agama Kristen. Mereka adalah perkumpulan ksatria Kristen yang mengikuti tradisi Tentara Salib. Ordo tersebut memilih Santo George sebagai santo pelindungnya. Santo George terkenal karena kisah legendarisnya dalam membunuh seekor naga.
Salah satu film yang terinspirasi dari karakter Vlad Dracula adalah Dracula Untold (2014), sebuah film aksi epik fantasi gelap yang disutradarai oleh Gary Shore dalam debut film fiturnya, dan ditulis oleh Matt Sazama dan Burk Sharpless. Luke Evans memerankan Dracula, sementara Dominic Cooper menjadi Sultan Mehmed II.
Film ini merupakan sebuah film sesat dan menyesatkan dengan memutarbalikkan fakta dimana tokoh Vlad Dracula yang kejam dijadikan protagonis, sedangkan tokoh Muhammad Al-Fatih atau Sultan Mehmed II yang merupakan pahlawan Islam digambarkan sangat buruk. Film ini dicap sebagai film anti Islam. Bagaimana kisah aslinya? Mari kita simak fakta sejarah berikut ini.
Penaklukkan Konstantinopel adalah pencapaian prestasi besar umat Islam di masa lampau. Sejak zaman Khalifah Muawiyah di tahun 44 Hijriah, perang merebut kota penting itu dimulai. Baru pada masa Muhammad Al Fatih yang bergelar Sultan Mehmed II kota ini berhasil dikuasai sepenuhnya, yaitu di tahun 824 Hijriah atau 1453 M. Itulah kenapa ia mendapat julukan Al-Fatih alias Sang Penakluk. Penaklukan Konstantinopel menandai berakhirnya Kekaisaran Bizantium dan menjadikan Istanbul sebagai ibu kota Kesultanan Turki Utsmani atau Kekaisaran Ottoman.
Mehmed II adalah penguasa Utsmani ketujuh, mulai berkuasa pada tahun 1444. Ia dikenal sebagai pemimpin yang cakap dan mempunyai kepakaran dalam bidang kemiliteran, ilmu pengetahuan, matematika, dan menguasai delapan bahasa saat berumur 21 tahun. Dalam sejarah Islam, Mehmed II dikenal sebagai salah seorang pemimpin yang hebat sebagaimana Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi sang Pahlawan Perang Salib. Pemerintahan Mehmed II diwarnai dengan ekspansi besar-besaran di berbagai wilayah, baik di Eropa, Asia, maupun Afrika.
Salah satu yang terkena dampak ekspansi di daratan Eropa adalah Wallachia yang ada di Rumania. Menurut sejarah, Wallachia tidak pernah diserang. Vlad II dan Mehmed II sepakat membuat perjanjian. Intinya, Wallachia masuk dalam kekuasaan Islam, dan oleh karena itu harus memberikan jizyah atau semacam pajak.
Selain jizyah, Mehmed II meminta dua anak Vlad II dikirim ke Konstantinopel untuk belajar Islam. Kedua anak Vlad II ini bernama Vlad III atau Dracula dan Radu Cel Frumos. Radu menjadi seorang Muslim yang kemudian diangkat sebagai panglima perang. Vlad III masih tetap pada agama aslinya. Ia bahkan makin membenci Islam dan Kesultanan Turki seperti yang didoktrinkan ayahnya sejak kecil. Drakula memiliki impian, suatu saat ia akan jadi pemimpin tertinggi di Wallachia dan ganti menyerang umat Islam.
Vlad II lalu dikudeta dan tewas. Pasukan Turki Ustmani berperang dengan pihak pengkudeta dan berakhir dengan kemenangan. Mereka lalu mengangkat Vlad III atau Dracula untuk menggantikan posisi ayahnya. Bukannya berterima kasih, Vlad III malah berencana untuk menghancurkan balik umat Islam.
Setelah Vlad III menjabat, Sultan mengirim utusan untuk menagih jizyah atau pajak. Alih-alih membayar, Dracula justru membunuh utusan ini dengan sangat kejam. Ia memaku kepala sang utusan gara-gara tak mau melepas sorbannya. Berita ini diketahui sultan dan membuatnya marah.
Sultan pun mengutus sekitar seribu orang untuk menyelesaikan masalah ini. Namun tak disangka, kesemuanya justru berakhir tragis. Dracula yang telah belajar militer Islam memanfaatkan pengetahuannya untuk menumpas pasukan tersebut. Semuanya dibantai dengan cara ditusuk dengan kayu besar dari belakang sampai tembus ke atas. Gara-gara kekejaman ini Dracula mendapatkan sebutan The Impaler atau Sang Penyula.
Sultan Al Fatih lalu mengirim Radu yang merupakan saudara dari Vlad III. Sang panglima yang sudah Muslim ini pun melakukan penyerangan ke benteng Catate Poenari, tempat Dracula bersembunyi. Penyerangan ini berhasil. Dracula kabur ke Hungaria. Namun, pada akhirnya dalam suatu pertempuran, kepala Dracula berhasil ditebas oleh pasukan Turki Ustmani. Demikianlah sejarah asli dari Drakula, sosok penghisap darah kaum Muslim yang dibantainya dengan cara yang sangat kejam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H