Vlad II lalu dikudeta dan tewas. Pasukan Turki Ustmani berperang dengan pihak pengkudeta dan berakhir dengan kemenangan. Mereka lalu mengangkat Vlad III atau Dracula untuk menggantikan posisi ayahnya. Bukannya berterima kasih, Vlad III malah berencana untuk menghancurkan balik umat Islam.
Setelah Vlad III menjabat, Sultan mengirim utusan untuk menagih jizyah atau pajak. Alih-alih membayar, Dracula justru membunuh utusan ini dengan sangat kejam. Ia memaku kepala sang utusan gara-gara tak mau melepas sorbannya. Berita ini diketahui sultan dan membuatnya marah.
Sultan pun mengutus sekitar seribu orang untuk menyelesaikan masalah ini. Namun tak disangka, kesemuanya justru berakhir tragis. Dracula yang telah belajar militer Islam memanfaatkan pengetahuannya untuk menumpas pasukan tersebut. Semuanya dibantai dengan cara ditusuk dengan kayu besar dari belakang sampai tembus ke atas. Gara-gara kekejaman ini Dracula mendapatkan sebutan The Impaler atau Sang Penyula.
Sultan Al Fatih lalu mengirim Radu yang merupakan saudara dari Vlad III. Sang panglima yang sudah Muslim ini pun melakukan penyerangan ke benteng Catate Poenari, tempat Dracula bersembunyi. Penyerangan ini berhasil. Dracula kabur ke Hungaria. Namun, pada akhirnya dalam suatu pertempuran, kepala Dracula berhasil ditebas oleh pasukan Turki Ustmani. Demikianlah sejarah asli dari Drakula, sosok penghisap darah kaum Muslim yang dibantainya dengan cara yang sangat kejam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H