Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Muhammad Al-Fatih vs Dracula

10 November 2024   06:55 Diperbarui: 10 November 2024   06:56 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jernih.co/moron/riwayat-kekejian-vlad-iii-bangsawan-yang-menjadi-dracula/

Vlad II lalu dikudeta dan tewas. Pasukan Turki Ustmani berperang dengan pihak pengkudeta dan berakhir dengan kemenangan. Mereka lalu mengangkat Vlad III atau Dracula untuk menggantikan posisi ayahnya. Bukannya berterima kasih, Vlad III malah berencana untuk menghancurkan balik umat Islam.

Setelah Vlad III menjabat, Sultan mengirim utusan untuk menagih jizyah atau pajak. Alih-alih membayar, Dracula justru membunuh utusan ini dengan sangat kejam. Ia memaku kepala sang utusan gara-gara tak mau melepas sorbannya. Berita ini diketahui sultan dan membuatnya marah.

Sultan pun mengutus sekitar seribu orang untuk menyelesaikan masalah ini. Namun tak disangka, kesemuanya justru berakhir tragis. Dracula yang telah belajar militer Islam memanfaatkan pengetahuannya untuk menumpas pasukan tersebut. Semuanya dibantai dengan cara ditusuk dengan kayu besar dari belakang sampai tembus ke atas. Gara-gara kekejaman ini Dracula mendapatkan sebutan The Impaler atau Sang Penyula.

Sultan Al Fatih lalu mengirim Radu yang merupakan saudara dari Vlad III. Sang panglima yang sudah Muslim ini pun melakukan penyerangan ke benteng Catate Poenari, tempat Dracula bersembunyi. Penyerangan ini berhasil. Dracula kabur ke Hungaria. Namun, pada akhirnya dalam suatu pertempuran, kepala Dracula berhasil ditebas oleh pasukan Turki Ustmani. Demikianlah sejarah asli dari Drakula, sosok penghisap darah kaum Muslim yang dibantainya dengan cara yang sangat kejam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun