Beberapa film Indonesia yang kental dengan budaya tradisional berhasil menjadi box office atau bahkan mendapatkan penghargaan prestisius sebagai yang terbaik. Laskar Pelangi (2008) yang mengangkat budaya Belitong menjadi film Indonesia pertama yang berhasil tembus 4 juta lebih penonton. Prestasi sebagai film Indonesia terlaris bertahan selama 8 tahun lamanya.
Film biografi Athirah (2016) yang mengikuti kehidupan wanita Bugis, ibu dari mantan wakil presiden Jusuf Kalla, sukses memboyong 6 Piala Citra, yaitu Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Adaptasi Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, Penata Artistik Terbaik, dan Penata Busana Terbaik. Â
Yowis Ben yang mayoritas filmnya menggunakan bahasa Jawa berhasil mencapai box office hingga melahirkan trilogi. Film Ngeri-Ngeri Sedap (2022) yang mengangkat budaya Batak merupakan film Indonesia kedua yang bergenre komedi yang masuk ke Oscar, setelah Nagabonar (1986). Semua ini bukti jika kekayaan budaya dan cerita lokal kita punya nilai jual dan layak mendapatkan penghargaan tinggi.Â
Kedua, meningkatkan kualitas produksi. Kemajuan teknologi dalam produksi film memungkinkan KFT untuk meningkatkan kualitas visual dan naratif dari film Indonesia.Â
Penggunaan peralatan canggih, efek visual, dan teknik pengambilan gambar yang modern dapat menghasilkan film berkualitas tinggi yang mampu bersaing di tingkat internasional.Â
Sebagai langkah inisiatif misalnya dengan mengadakan workshop dan pelatihan untuk para sineas muda tentang penggunaan teknologi terbaru. Selain juga berkolaborasi dengan profesional internasional untuk memperkaya pengalaman dan pengetahuan dalam produksi.
Ketiga, distribusi yang lebih luas. Dengan berkembangnya platform streaming dan digital, KFT memiliki peluang untuk mendistribusikan film Indonesia lebih luas. Ini tidak hanya menjangkau penonton di dalam negeri, tetapi juga membuka peluang untuk pasar internasional.Â
Strategi yang bisa diambil adalah membuat kemitraan dengan platform streaming lokal dan internasional. Juga mengadakan festival film untuk memperkenalkan karya-karya Indonesia kepada audiens global.
Keempat, memperkuat dukungan untuk film lokal. KFT dapat berperan aktif dalam mempromosikan film lokal dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendukung perfilman Indonesia.Â
Melalui berbagai kegiatan seperti pemutaran film, diskusi, dan kampanye media sosial, KFT dapat membangun rasa bangga terhadap karya anak bangsa. Misalnya dengan kampanye #DukungFilmIndonesia yang mengajak masyarakat untuk menonton dan berbagi pengalaman menonton film lokal.
Kelima, kolaborasi dengan pemerintah dan lembaga pendidikan. Kerja sama antara KFT, pemerintah, dan lembaga pendidikan sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri film.Â