Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Qailulah dan Budaya Tidur Siang

1 November 2024   14:09 Diperbarui: 5 November 2024   15:35 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seni tidur inemuri telah lama dilakukan orang Jepang, yaitu selama lebih dari 1.000 tahun. Inemuri merupakan tradisi atau budaya umum di Jepang, terutama di kalangan sarariman alias pekerja kantoran yang bergaji, terutama yang bekerja di perusahaan besar.

Pemerintah dan perusahaan Jepang mendukung praktik inemuri dengan memberikan waktu istirahat bagi karyawan dan mengurangi jam lembur. Seseorang yang tidur siang di tempat kerja dianggap telah mengorbankan waktu tidurnya untuk bekerja lebih giat. Oleh karena itu, kebiasaan ini mendapatkan toleransi yang tinggi. Mereka yang sedang inemuri biasanya dibiarkan, asalkan tidak membahayakan.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, sekitar 39,5 persen masyarakat Jepang tidur kurang dari 6 jam setiap malam. Dari fakta ini, timbul rasa empati dan penerimaan yang tinggi terhadap individu yang tidur di tempat kerja. Mereka dianggap terlalu lelah karena bekerja hingga mengorbankan waktu istirahat malam mereka.

Tidur siang di Jepang bukan hanya mereka yang bekerja. Anak-anak sekolah juga. Tidur siang di sekolah Jepang disebut hirune dan merupakan bagian penting dari budaya belajar di Jepang. Beberapa sekolah di Jepang bahkan mengizinkan siswa membawa selimut atau bantal pribadi untuk tidur siang. Program ini dilakukan selama 10 menit setelah makan siang.

Lalu bagaimana dengan kita di Indonesia? Apakah budaya tidur siang perlu diadopsi di sini? Kalau ada calon pejabat yang salah satu program kerjanya adalah membudayakan tidur siang di perkantoran dan sekolah pasti saya pilih!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun