Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Salah Kaprah Memahami Horor dan Thriller

16 Oktober 2024   06:47 Diperbarui: 17 Oktober 2024   18:17 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gone Girl (2014). Juga disutradarai oleh David Fincher, film ini bercerita tentang hilangnya seorang wanita dan bagaimana suaminya menjadi tersangka utama. Penuh dengan intrik dan plot twist, film ini menggambarkan dinamika hubungan yang rumit. 

Prisoners (2013). Disutradarai oleh Denis Villeneuve, film ini mengikuti pencarian seorang ayah yang putus asa untuk menemukan putrinya yang hilang. Ketegangan dan dilema moral menjadi pusat cerita, menjadikan film ini sangat menegangkan.

Untuk film horor Indonesia banyak contohnya. Sewu Dino (2019). Mengisahkan tentang seorang perempuan yang terjebak dalam situasi paranormal setelah merayakan hari ulang tahunnya. Film ini berhasil menciptakan suasana yang mencekam dan penuh ketegangan. Danur (2017). Diadaptasi dari pengalaman Risa Saraswati, film ini menceritakan kisah seorang gadis yang dapat melihat makhluk halus. Ini menciptakan suasana horor yang intim dan emosional.

Adapaun beberapa contoh film thriller Indonesia antara lain The Night Comes for Us (2018). Film ini bercerita tentang mantan anggota geng yang berusaha melindungi seorang gadis dari kelompok yang mengincarnya. Adegan aksi yang intens membuat film ini sangat mendebarkan. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017). Mengisahkan tentang seorang janda yang membela diri dari serangan sekelompok pria. Film ini menyajikan tema feminis dengan plot yang menegangkan.

Menurut laporan Box Office Mojo, film horor sering kali mendapatkan ROI (Return on Investment) yang lebih tinggi dibandingkan genre lain. Misalnya, film Paranormal Activity (2007) dibuat dengan biaya hanya $15.000 dan menghasilkan lebih dari $193 juta di box office.

Penelitian menunjukkan bahwa penonton horor dapat mengalami perasaan euforia setelah menonton film, berkat peningkatan adrenalin dan dopamin. Sebaliknya, thriller lebih cenderung membuat penonton merasa tegang dan terlibat secara mental.

Meskipun horor dan thriller sering kali dianggap satu kesatuan, mereka memiliki pendekatan dan tujuan yang berbeda dalam menghibur penonton. Horor berfokus pada menciptakan rasa takut dan ketidaknyamanan, sedangkan thriller berupaya membangun ketegangan dan intrik. 

Memahami perbedaan ini tidak hanya memperkaya pengalaman menonton, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana kedua genre ini memengaruhi emosi dan psikologi penonton. Apakah kamu lebih suka merasakan ketakutan yang mendalam atau terlibat dalam misteri yang menegangkan? Pilihan ada di tangan kamu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun