Adapun film live action adalah film yang menggunakan aktor nyata dan lokasi syuting nyata, meskipun bisa juga menggabungkan elemen efek khusus. Dalam film live action, penceritaan biasanya lebih bergantung pada dialog dan aksi langsung dari para pemeran. Penonton sering merasa lebih terhubung dengan aktor nyata, yang dapat memberikan penampilan emosional yang kuat. Live action dapat menawarkan visual yang lebih realistis dan detail, memberikan penonton pengalaman yang lebih mendalam.
Franchise seperti Harry Potter dan Marvel Cinematic Universe telah membuktikan bahwa film live action dapat meraih kesuksesan luar biasa dengan mengadaptasi karya-karya yang sudah ada menjadi format yang lebih mendunia. Menurut laporan Box Office Mojo, film animasi seperti Frozen II (2019) meraih lebih dari $1,45 miliar, sementara film live action seperti Avengers: Endgame (2019) mencetak lebih dari $2,798 miliar.
Film Avatar (2009) yang disutradarai oleh James Cameron, meskipun bukan film animasi murni, menggabungkan teknik live action dan animasi yang revolusioner, menghasilkan lebih dari $2,8 miliar di box office.
Film seperti Jurassic Park (1993) mengubah cara film live action dibuat dengan penggunaan CGI (Computer Generated Imagery) untuk menciptakan dinosaurus yang realistis. Film ini menjadi salah satu yang paling berpengaruh dalam sejarah sinematografi.
Film animasi dan live action masing-masing memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri. Film animasi memungkinkan kebebasan kreatif yang lebih besar, sementara film live action membawa kedalaman emosional yang kuat melalui penampilan aktor. Baik itu animasi atau live action, keduanya terus memberikan kontribusi besar pada dunia sinema dan memikat penonton di seluruh dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H