Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Nominator AMI Awards 2015. 3 bukunya terbit di Gramedia. Penulis cerita di comicone.id. Sudah menulis 3 skenario film. Tumbal: The Ritual (2018), Jin Khodam (2023), Kamu Harus Mati (coming soon).

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Francis Ford Coppola, The Godfather of Filmmaking

9 Oktober 2024   19:27 Diperbarui: 9 Oktober 2024   19:58 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://cscottrollins.blogspot.com/

Francis Ford Coppola adalah salah satu sutradara, produser, dan penulis naskah terkemuka dalam sejarah perfilman. Coppola telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap seni sinema melalui karya-karyanya yang ikonik. 

Karyanya tidak hanya mencerminkan keahlian dalam storytelling, tetapi juga eksperimen dengan teknik sinematografi dan tema yang mendalam.

Francis Ford Coppola lahir pada 7 April 1939, di Detroit, Michigan. Ia berasal dari keluarga imigran Italia yang memiliki latar belakang seni. Ayahnya, Carmine Coppola, adalah seorang komponis dan musisi, sedangkan ibunya, Italia Pennino, adalah seorang aktris. Lingkungan seni ini membentuk ketertarikan Coppola pada dunia film.

Coppola menyelesaikan pendidikan tinggi di Universitas California, Los Angeles (UCLA), di mana ia belajar film. Selama di sana, ia terlibat dalam produksi film pendek dan mengembangkan keterampilan yang akan membantunya di masa depan.

Coppola memulai kariernya di industri film sebagai asisten sutradara. Dementia 13 (1963) adalah debutnya sebagai sutradara. Meskipun merupakan film low-budget, film horor ini menunjukkan bakatnya dalam menciptakan ketegangan dan suasana. 

Kesuksesan besar pertamanya datang ketika ia menulis dan menyutradarai The Rain People (1969).

 Film ini menandai langkah pertama Coppola ke dalam dunia film yang lebih serius. Menceritakan tentang perjalanan seorang wanita yang mencari makna hidup, film ini menunjukkan gaya narasi yang unik.

Film The Godfather (1972) menjadi tonggak sejarah dalam perfilman. Diadaptasi dari novel Mario Puzo, The Godfather menceritakan tentang keluarga mafia Corleone. Film ini meraih tiga penghargaan Oscar, termasuk Film Terbaik, dan dianggap sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa.

Sekuel The Godfather Part II (1974) tidak hanya melanjutkan kisah keluarga Corleone, tetapi juga mengeksplorasi latar belakang Vito Corleone. Film ini menjadi satu-satunya sekuel yang memenangkan Oscar untuk Film Terbaik, dan sering dianggap sebagai salah satu film terbaik dalam sejarah. Walaupun tidak sepopuler dua film sebelumnya, The Godfather Part III (1990) tetap menarik perhatian dengan mengangkat tema kekuasaan dan penebusan.

Selain The Godfather, Coppola juga dikenal melalui karya-karya lain seperti The Conversation (1974), sebuah thriller psikologis yang mengisahkan seorang pengawas yang terjebak dalam konspirasi. Film musikal One from the Heart (1982) yang memperlihatkan eksperimen Coppola dengan gaya visual dan narasi. Meskipun secara komersial kurang berhasil, film ini menunjukkan kreativitas dan ambisi Coppola.

Bram Stoker's Dracula (1992), adaptasi inovatif dari novel klasik yang menampilkan visual yang mencolok. Didasarkan pada novel John Grisham, The Rainmaker (1997) mengisahkan perjuangan seorang pengacara muda melawan ketidakadilan. Meskipun tidak sepopuler karya sebelumnya, film ini menunjukkan kepiawaian Coppola dalam mengadaptasi cerita.

Youth Without Youth (2007), yang merupakan karya pertama Coppola dalam hampir satu dekade, menggali tema eksistensial dan pencarian pengetahuan. Meskipun kurang mendapatkan perhatian, film ini mencerminkan pemikiran filosofis Coppola. Tetro (2009) menandai kembalinya Coppola ke sinema independen. Menceritakan tentang hubungan keluarga yang rumit, Tetro menunjukkan gaya visual yang khas dan kedalaman emosi.

Twixt (2011) adalah contoh dari ambisi kreatif Coppola untuk menjelajahi tema yang lebih gelap dan kompleks. Meskipun tidak sepopuler film-film terkenalnya, film horor fantasi ini menawarkan wawasan menarik tentang proses kreatif dan pertanyaan mendalam tentang kehidupan dan kematian. Dengan pendekatan yang inovatif, Coppola menunjukkan bahwa dia terus berusaha mengeksplorasi batasan-batasan seni film.

Coppola dikenal karena keberaniannya dalam mengambil risiko. Misalnya, dalam Apocalypse Now (1979), sebuah film yang mengangkat tema Perang Vietnam, Coppola menghabiskan waktu bertahun-tahun dan banyak anggaran untuk menyelesaikan film, yang akhirnya menjadi klasik. 

Coppola terkenal dengan proses pengambilan gambar yang teliti. Ia sering melakukan banyak pengambilan untuk memastikan setiap adegan sempurna.

Coppola adalah salah satu pelopor dalam penggunaan teknologi baru di film, termasuk sistem suara digital dan teknik pengambilan gambar yang inovatif. Ia sering melibatkan anggota keluarganya dalam proyek filmnya. Putrinya, Sofia Coppola, juga menjadi sutradara terkenal.

Filmografi Francis Ford Coppola mencakup beragam genre dan tema yang menantang. Dari drama keluarga hingga film perang yang epik, setiap karya Coppola membawa nuansa artistik dan inovatif. 

Dengan kemampuannya untuk mengeksplorasi kedalaman karakter dan konflik manusia, Coppola tetap menjadi salah satu ikon terpenting dalam dunia perfilman. Karya-karyanya tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah pemikiran, menjadikannya sosok yang layak dikenang dalam sejarah sinema.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun