Erwin terpaku. Mata yang dalam dan senyuman hangat itu seolah menghidupkan kembali kenangan di kedalaman laut. Namun, ia tahu, ini bukan putri duyung. Dia berada di dunia nyata sekarang.
"Di mana saya?" tanya Erwin, masih kebingungan.
"Di klinik desa. Kamu terdampar di pantai, pingsan," jawab Putri. "Warga menemukanmu dan membawamu ke sini."
Erwin mengingat detik-detik terakhir di atas yacht---ombak yang menggulung, suara teriakan, dan kemudian gelap. Sekarang, ia hanya bisa bersyukur karena telah diselamatkan. "Apa yang terjadi?" tanyanya lagi, mencari kepastian.
"Yacht-mu karam. Mungkin karena badai yang tiba-tiba datang. Kamu beruntung bisa ditemukan," Putri menjelaskan dengan lembut.
Putri lalu memberi Erwin secangkir air hangat dan beberapa obat. Erwin mengambilnya dengan tangan gemetar. Putri merawat Erwin dengan penuh perhatian, membantunya beranjak dari tempat tidur dan melatihnya untuk berjalan lagi.
Dalam momen-momen kecil, mereka berbagi cerita. Putri menceritakan tentang desa dan kehidupan sehari-hari. Ia bercita-cita menjadi dokter, ingin menolong lebih banyak orang. Erwin merasa terhubung, merasakan semangatnya, mengingatkan dirinya pada keindahan yang ia lihat di dunia bawah laut.
Suatu malam, ketika bulan purnama menerangi laut, Erwin dan Putri duduk di luar klinik, mendengarkan suara ombak. "Apakah kamu percaya pada keajaiban?" tanya Erwin, menatap laut yang berkilau.
Putri terdiam sejenak. "Kadang, keajaiban datang dalam bentuk yang tidak kita duga. Seperti kamu yang terdampar di sini," jawabnya, senyum menawan menghiasi wajahnya.
Malam itu, Erwin bercerita tentang pengalamannya di bawah laut, tentang putri duyung dan istana megah yang dikelilingi ikan berwarna-warni. Putri mendengarkan dengan penuh minat, matanya berbinar seperti melihat dunia baru.
TAMAT