Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Setelah menulis cerpen dan film di Kompasiana (akan dibukukan), sekarang menulis tema religi dan kesehatan. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putri Duyung

4 Oktober 2024   17:27 Diperbarui: 4 Oktober 2024   17:29 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/free-ai-image/portrait-woman-as-fantastic-mermaid-creature-with-tail

Erwin memandangi horizon, di mana langit biru bertemu dengan lautan. Satu minggu penuh liburan yang dia impikan kini menyaksikan sebuah petualangan tak terduga. Yachtnya, yang mulanya meluncur anggun di permukaan, tiba-tiba bergetar hebat. Deru ombak menggulung, mengoyak kenyamanan. Dalam sekejap, kapal itu karam, dan gelombang menelan seluruh dunia.

Beruntung, gelombang yang keras membawanya ke pelukan seorang putri duyung. Rambutnya sehalus alga, bersinar dalam cahaya yang lembut. Dengan tatapan penuh kasih, dia menarik Erwin ke kedalaman laut yang tak pernah dia bayangkan.

"Jangan takut," bisik sang putri duyung. "Aku akan membawamu ke tempat aman."

Sejurus kemudian, mereka tiba di istana bawah laut yang megah, terbuat dari kerang-kerang berkilau. Keajaiban tersembunyi di setiap sudut, sinar matahari menembus air dan menciptakan riak warna yang menari-nari. Di sana, Erwin disambut oleh makhluk-makhluk laut lainnya---ikan berwarna-warni dan bahkan penguin kecil yang tampak ceria.

"Selamat datang, Erwin!" sang putri duyung mengucapkan namanya dengan nada lembut. "Aku di sini untuk membawamu menjelajahi dunia kami."

Erwin terpesona. Mereka menjelajahi terumbu karang, menari bersama ikan-ikan kecil yang meluncur cepat. Waktu seolah berhenti, dan setiap detik mengubah ketakutannya menjadi keajaiban. Setelah seharian berkeliling, mereka beristirahat di sebuah ruang makan bawah laut. Putri duyung menyajikan makanan yang tak pernah ia lihat sebelumnya---ikan panggang dengan rempah-rempah dari laut, buah-buahan eksotis, dan minuman yang berkilau seperti bintang.

Setelah makan, rasa kantuk menyerang. Putri duyung mengantar Erwin ke sebuah kamar yang dipenuhi cahaya lembut, di dalam kerang besar yang nyaman. Tanpa bisa menahan lagi, Erwin terlelap.

Waktu berjalan terasa sangat lamban. Erwin membuka matanya perlahan, merasakan cahaya hangat yang menembus tirai jendela. Ia berada di sebuah ruangan kecil dengan dinding putih bersih dan aroma antiseptik yang khas. Sakit di kepalanya membuatnya bingung. Di samping tempat tidurnya, seorang wanita muda mengenakan seragam suster tersenyum lembut. Wajahnya mengingatkan Erwin dengan putri duyung.

"Putri?" tanya Erwin tak yakin dengan tebakannya sendiri.

"Ya, aku Putri, suster yang merawatmu. Selamat pagi, kamu sudah sadar," kata wanita itu, suaranya menenangkan.

Erwin terpaku. Mata yang dalam dan senyuman hangat itu seolah menghidupkan kembali kenangan di kedalaman laut. Namun, ia tahu, ini bukan putri duyung. Dia berada di dunia nyata sekarang.

"Di mana saya?" tanya Erwin, masih kebingungan.

"Di klinik desa. Kamu terdampar di pantai, pingsan," jawab Putri. "Warga menemukanmu dan membawamu ke sini."

Erwin mengingat detik-detik terakhir di atas yacht---ombak yang menggulung, suara teriakan, dan kemudian gelap. Sekarang, ia hanya bisa bersyukur karena telah diselamatkan. "Apa yang terjadi?" tanyanya lagi, mencari kepastian.

"Yacht-mu karam. Mungkin karena badai yang tiba-tiba datang. Kamu beruntung bisa ditemukan," Putri menjelaskan dengan lembut.

Putri lalu memberi Erwin secangkir air hangat dan beberapa obat. Erwin mengambilnya dengan tangan gemetar. Putri merawat Erwin dengan penuh perhatian, membantunya beranjak dari tempat tidur dan melatihnya untuk berjalan lagi.

Dalam momen-momen kecil, mereka berbagi cerita. Putri menceritakan tentang desa dan kehidupan sehari-hari. Ia bercita-cita menjadi dokter, ingin menolong lebih banyak orang. Erwin merasa terhubung, merasakan semangatnya, mengingatkan dirinya pada keindahan yang ia lihat di dunia bawah laut.

Suatu malam, ketika bulan purnama menerangi laut, Erwin dan Putri duduk di luar klinik, mendengarkan suara ombak. "Apakah kamu percaya pada keajaiban?" tanya Erwin, menatap laut yang berkilau.

Putri terdiam sejenak. "Kadang, keajaiban datang dalam bentuk yang tidak kita duga. Seperti kamu yang terdampar di sini," jawabnya, senyum menawan menghiasi wajahnya.

Malam itu, Erwin bercerita tentang pengalamannya di bawah laut, tentang putri duyung dan istana megah yang dikelilingi ikan berwarna-warni. Putri mendengarkan dengan penuh minat, matanya berbinar seperti melihat dunia baru.

TAMAT

"Melihat keajaiban akan menginspirasimu, tetapi mengetahui bahwa kamu adalah keajaiban akan mengubahmu." - Deborah Brodie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun