Niken tersenyum tipis. "Iya, Bu. Saya adalah anak yang dulu Ibu tolong lahirkan."
Seperti kepingan teka-teki yang selama ini tersembunyi, semuanya tiba-tiba terhubung di benak Yuli. Bertahun-tahun lalu, ia telah menolong seorang ibu, membawa seorang bayi ke dunia ini. Dan kini, anak itu, Niken, telah mengembalikan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya---putrinya sendiri.
Air mata Yuli mengalir tanpa bisa ditahan. "Aku... aku tidak pernah menyangka. Dunia ini begitu kecil, dan ikatan kita ternyata begitu kuat," ucapnya, suaranya bergetar oleh emosi yang tak terlukiskan.
Niken menunduk, kemudian berkata, "Ibu memberi saya kehidupan. Dan sekarang, ini saatnya saya membalasnya, meski dengan cara yang tak pernah saya duga."
Yuli memandang Jesica yang kini tertidur di pelukannya, merasa bahwa hidup telah memberinya sebuah lingkaran sempurna. Tangan yang dulu menolong kini dibalas dengan tangan yang menyelamatkan.
Malam itu, ketika Yuli duduk di samping tempat tidur Jesica, ia berpikir tentang bagaimana hidup sering kali melingkar. Tindakan kecil yang dilakukan bertahun-tahun lalu dapat kembali menghampiri kita, bahkan dengan cara yang paling tak terduga. Dan di dalam setiap pertemuan, ada benang-benang tak kasat mata yang menghubungkan kita, menarik kita kembali kepada mereka yang pernah kita sentuh.
Niken, putri dari Winda, telah menjadi pahlawan bagi Yuli, sebagaimana Yuli pernah menjadi pahlawan bagi Winda. Dan Yuli sadar, bahwa kehidupan tidak hanya tentang memberi, tetapi juga menerima, dalam siklus yang terus berputar.
TAMAT
"Untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan, bantulah orang lain mendapatkan apa yang mereka inginkan." - Zig Ziglar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H