Hart juga menyinggung tentang akhlak mulia Nabi Muhammad SAW yang menjadi salah satu alasan mengapa beliau mendapatkan begitu banyak pengikut. Beliau dikenal sebagai seorang yang jujur, amanah, dan rendah hati. Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau sudah mendapat gelar Al-Amin (yang dapat dipercaya) dari masyarakat Mekkah. Sifat-sifat mulia ini membuat Nabi Muhammad SAW mampu mempengaruhi dan mengubah pola pikir masyarakat Arab pada masa itu.
Hart melihat, dalam segala situasi yang dihadapi, baik saat menghadapi kesulitan maupun kemenangan, Nabi Muhammad SAW selalu menunjukkan kebijaksanaan dan kesabaran yang luar biasa. Akhlak beliau menjadi cerminan dari ajaran yang dibawanya, dan inilah yang membuat Islam dapat berkembang pesat dalam waktu yang singkat.
Michael H. Hart menyadari bahwa keputusannya menempatkan Nabi Muhammad SAW di peringkat pertama bisa menimbulkan kontroversi, terutama di kalangan penganut agama lain. Dalam bukunya, ia membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan tokoh-tokoh besar lainnya, seperti Yesus Kristus dan Buddha.
Meskipun Yesus memiliki pengaruh yang besar dalam sejarah agama, Hart berpendapat bahwa pengaruh politik Yesus tidak sebanding dengan Nabi Muhammad SAW. Yesus tidak memimpin negara, tidak mengubah tatanan sosial secara langsung, dan ajarannya sebagian besar disebarkan oleh para pengikutnya setelah kematiannya. Sebaliknya, Nabi Muhammad SAW secara langsung memimpin negara, menyebarkan ajaran agamanya, dan membentuk sebuah tatanan politik yang kuat selama masa hidupnya.
Selain itu, Hart mencatat bahwa peran penting Paulus dalam menyebarkan ajaran Kristen juga menjadi alasan mengapa ia menempatkan Yesus di peringkat kedua. Sementara itu, dalam Islam, Nabi Muhammad SAW sendirilah yang memainkan peran utama dalam penyebaran agama dan pembentukan masyarakat Islam.
Keputusan Michael H. Hart untuk menempatkan Nabi Muhammad SAW di posisi pertama dalam daftar tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah bukanlah tanpa alasan. Hart melihat Nabi Muhammad SAW sebagai figur unik yang berhasil mencapai kesuksesan luar biasa di bidang agama dan politik. Pengaruh beliau yang begitu besar dan bertahan lama menjadikan beliau tokoh yang tidak tertandingi dalam sejarah manusia.
Buku The 100 karya Hart mungkin telah memicu perdebatan, tetapi satu hal yang pasti: pengakuan seorang sejarawan non-Muslim terhadap kehebatan Nabi Muhammad SAW adalah bukti bahwa beliau memang layak disebut sebagai manusia terbaik sepanjang masa. Baik sebagai nabi, pemimpin politik, maupun teladan akhlak, Nabi Muhammad SAW telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H