Dia merasa dikejar oleh perasaan bersalah yang tak terjelaskan, seolah dia telah melupakan sesuatu yang berharga. Namun perlahan, dia menyadari, mereka bukanlah hantu atau khayalan. Ini adalah kenangan yang berada di kepalanya, yang entah mengapa terkubur di sana dan tak mampu dia gali sebelumnya.
"Ibu dan ayahku. Merekalah yang pertama kali membuatku merasa dicintai."
Sebuah pertanyaan baru terukir lagi. "Siapakah dirimu?"
Sejenak, dia terpaku. Dia masih belum mengingat identitasnya. Semua yang dia pikirkan hanyalah potongan-potongan memori. Bagaikan kaset hitam putih, hidupnya berputar di belakang benaknya seolah dia sedang menonton film. Dia menutup matanya, merasakan semua kenangan itu kembali, menyatu, membentuk gambaran utuh tentang siapa dia sebenarnya. Dia adalah seorang anak, seorang saudara, seorang bagian dari keluarga yang penuh cinta. Dan kini, dia tahu jawabannya.
"Namaku Ariadna. Aku adalah orang yang melupakan jati diri mereka dan dari mana mereka berasal. Namun, aku sudah mengingat kembali semuanya. Aku adalah bagian dari mereka yang mencintaiku. Dan, aku tidak akan pernah melupakan itu."
Saat dia membuka matanya kembali, dinding di depannya retak, mengungkapkan jalan keluar dari labirin. Di hadapannya berdiri ibunya, ayahnya, dan adik-adiknya yang menatapnya dengan senyum hangat. Ariadna berlari ke arah mereka, dan pelukan hangat langsung menyambutnya.
Pelukan itu begitu kuat, begitu nyata. Kehangatan yang selama ini dia lupakan, yang pernah dia tinggalkan saat dia keluar dari rumah orangtuanya untuk merantau ke ibukota bertahun-tahun yang lalu. Dalam pelukan keluarganya, Ariadna tersadar. Seberapa jauh dia pergi? Seberapa lama dia meninggalkan mereka, terjerat dalam kehidupannya sendiri, lupa akan cinta yang selalu menunggunya di sini?
Dia sadar bahwa labirin yang dia lalui adalah cerminan dari perjalanan hidupnya sendiri, perjalanan menjauh dari rumah dan keluarga, tetapi juga tentang menemukan jalan pulang. Dan pada saat itu, dia tahu, tidak peduli seberapa jauh dia melangkah dalam hidup, dia harus selalu ingat untuk kembali kepada orang-orang yang mencintainya.
TAMAT
"Semakin bertambah usia, semakin sadar bahwa orangtua sungguh sangat berarti dalam setiap perjalanan ini." -- Boy Candra
NOTE: Cerpen ini hasil kolaborasi aku dan putriku, Sasha Q.