Pada akhirnya, Bayu menyadari kebenaran yang mengerikan. Ia memang telah melarikan diri dari penjara dengan dinding batu dan jeruji besi, tetapi ia telah memasuki penjara lain yang lebih mengerikan: penjara dalam pikirannya sendiri. Rasa takut akan dunia luar, rasa takut akan penolakan, membuatnya terjebak dalam rumah ini. Tanpa dinding, tanpa sipir, tetapi dengan belenggu yang tak terlihat.
Ia berdiri di depan pintu rumah, menatap ke luar melalui kaca jendela yang lebar. Malam itu cerah, bintang-bintang berkelip di langit. Di luar sana, ada dunia yang menunggunya. Dunia yang mungkin akan menolaknya, tetapi juga dunia yang memberinya kesempatan untuk benar-benar bebas. Kebebasan sejati bukanlah bersembunyi di balik kenyamanan semu, melainkan menghadapi ketakutan dan kerumitan hidup.
Bayu membuka pintu dengan tangan gemetar. Angin malam yang sejuk menyapu wajahnya, membuat dadanya terasa ringan untuk pertama kalinya dalam berminggu-minggu. Ia melangkah keluar, satu langkah kecil, lalu dua, meninggalkan rumah besar itu di belakangnya.
Dan untuk pertama kalinya, ia benar-benar merasa bebas.
TAMAT
"Rahasia kebahagiaan adalah kebebasan ... Dan rahasia kebebasan adalah keberanian." - Thucydides